CIANJUR, iNewsCianjur.id – Sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Kabupaten Cianjur tengah menghadapi krisis serius dalam penerimaan siswa baru tahun ajaran 2025/2026.
Ironisnya, beberapa sekolah hanya mampu menjaring kurang dari 10 siswa kelas X bahkan ada yang hanya mendapat 3 siswa.
Kondisi ini diduga kuat sebagai imbas kebijakan Penanganan Anak Putus Sekolah (PAPS) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang memperluas daya tampung sekolah negeri hingga 50 siswa per rombongan belajar (rombel).
Muhammad Toha, Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kabupaten Cianjur, menyatakan keprihatinannya. Ia menilai kebijakan tersebut telah menggerus keberlangsungan sekolah swasta yang selama ini turut menampung pelajar di daerah.
“Seharusnya PAPS menyasar anak-anak yang benar-benar tidak melanjutkan sekolah, bukan malah menggeser siswa yang sudah mendaftar ke sekolah swasta,” tegas Toha, Selasa (15/7/2025).
Ia menyebut, perlu ada langkah serius untuk menyelamatkan eksistensi sekolah swasta. Salah satunya dengan mengevaluasi kebijakan PAPS agar tidak menjadi bumerang bagi lembaga pendidikan non-negeri.
“Kalau kebijakan ini tidak direvisi, kondisi seperti ini akan terus berulang setiap tahun,” ujarnya.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait