CIANJUR, iNewsCianjur.id - Sebanyak 200 orang kepala keluarga (KK) korban gempa bumi Cianjur, akhirnya bisa bernafas lega karena bisa menempati rumah baru permanen, hunian tetap (Huntap) di tempat relokasi di desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku.
Sebelumnya para korban gempa bumi tersebut sudah 100 hari atau 3 bulan lebih menghuni tenda dengan segala kurangnya, sehingga dengan menempati huntap yang layak mereka bisa melangsungkan kembali kehidupannya di tempat yang baru.
Kunci rumah Huntap diserahkan langsung Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi Dirjen Perumahan PUPR Iwan Suprijanto dan Bupati Cianjur Herman Suherman.
Dalam kesempatan itu Puan menyebutkan huntap tahap pertama bagi warga yang terdampak bencana gempa bumi diberikan 200 dari 500 huntap yang diserah terimakan pemerintah hari ini. Untuk tahap kedua minimal sebelum puasa sudah bisa ditempati dan tahap ketiga sesudah lebaran di tempat yang berbeda.
"Setelah menerima kunci ini silahkan warga bisa langsung ditempati. Sedangkan untuk warga lainnya yang belum bisa pindah ke huntap untuk bersabar karena pihaknya terus mendorong pengerjaan huntaplainnya agar cepat selesai dibangun. Saya berpesan kepada warga yang menghuni huntap bisa menjaga kebersihan dan lingkungannya nyaman," ujar Puan saat memberikan Kuni rumah kepada salah seorang warga yang akan menghuni huntap, Rabu (1/3/23).
Sementara itu Bupati Cianjur Herman Suherman sudah mentepakan dengan mengeluarkan SK Bupati bagi warga yang akan menempati huntap tersebut. Sedangkan 200 warga yang berhak menempati huntap di Desa Sirnagalih adalah warga yang berda di zona merah atau di pusa epicentrum gempa saja.
"Sedangkan penempatan warga yang menempati huntap tersebut berdasarkan asal tempat tinggal sebelumya. Jadi mereka tidak tercerai berai masih tetanggan. Misalkan untuk huntap di Blok A adalah warga yang terdampak dari desa Nagrak yang masih satu RW/RT. Begitupula warga terdampak dari Desa Sarampad menghuni Huntap Blok B dan seterusnya," jelas Herman.
Penempatan huntap seperti itu agar warga tidak canggung ditempat baru dan cepat bersosialisi karena tetangganya masih sama dengan tetangga saat sebelum terjadi gempa dan sebelum pindah. Sehingga cepat membuat kembali dengan warga lainnya.
"Ya untuk menjaga kekompakan diantara warga di tempat relokasi sehingga tidak tercerai berai, karena tetangganya masih sama dan sudah saling mengenal satu sama lainnya," pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait