CIANJUR, iNews.id - Roda nasib terus berputar pastinya menjadi sebuah pepatah yang harus dihayati oleh siapa saja. Termasuk seorang pesepakbola yang bisa dikatakan memiliki masa waktu yang pendek.
Usia 30 menjadi batas dimana seorang pemain harus mulai menata hidupnya di luar olahraga ini.
Meski tak jarang ada yang mampu bertahan sampai umur puluhan, tapi tidak bisa dipungkiri kemampuan mereka sudah jauh menurun.
Seperti mengerti akan hal tersebut, beberapa mantan pemain tim Liga di Indonesia ini, diam-diam mulai merambah profesi lain. Seperti contoh Muhamad Davit Wijaya, pria asal Cianjur kelahiran 16 mei tahun 1977 ini, jebolan Sekolah Sepak Bola Sidolig Bandung tahun 1988. Dirinya kini beralih profesi sampingan menjadi pengusaha sawit di luar daerah.
Kondisi seperti ini bisa dikatakan sebagai langkah yang tepat, lantaran mereka sadar akan masa tua. Omzet usahanya ini sekarang 5-10 juta /bulan dan dirasa cukup untuk menafkahi 4 anak saat ini.
"Sekarang saya berdomisili di Desa Lampir, Kecamatan Sungai Sekan, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung," ujarnya.
Meski telah memiliki usaha di luar Cianjur, tetapi pria sawo matang ini masih sering bolak-balik ke kampung halamannya di Cianjur Jawa barat.
"Satu sampai dua bulan sekali saya masih ke Cianjur untuk menengok orangtua dan sanak saudara. Tidak lupa selalu sarapan nasi wuduk mang Lili di Warujajar yang legendaris di Cianjur sejak dulu," ungkapnya.
Meski hobinya disepak bola tidak bisa dijauhkan, karena sudah menjadi seharinya merumpun di lapangan hijau, terkahir ia berkarir di Pusam Putra Samarinda Liga Indonesia sejak tahun 1999-2003. Bahkan karena pengalamannya bermain sepak bola, menjadikan ia tertarik sebagai pelatih di usia muda.
"Mulai berkarir menjadi pelatih pada tahun 2012, Piala Suratin Team Kiara Payung, kemudian pelatih di Liga 3 zona banten dengan team Maung Bandung pada 2017, terus melatih liga santri Nasional di Solo, hingga membawa team Bangka Belitung ke 8 besar," bebernya.
Ditengah vakum sepak bola karena Pandemi Covid-19 lalu, ia akhirnya mencoba mengadu nasib dibidang usaha kebun sawit, hingga akhirnya sampai saat ini masih berlanjut.
"Harapan saya ingin melatih kembali di tanah kelahirannya Cianjur, untuk membawa nama Cianjur harum bila ada kesempatan" pungkasnya.
Editor : Nursidik
Artikel Terkait