CIANJUR, iNewsCianjur.id – Gelombang penolakan terhadap rencana proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) semakin menguat.
Gabungan Masyarakat Gede Pangrango, yang terdiri dari petani, aktivis lingkungan, dan berbagai elemen masyarakat Kabupaten Cianjur, secara tegas menyatakan MENOLAK TANPA SYARAT rencana pembangunan proyek panas bumi tersebut.
Salah satu aktivis Cianjur, Hendra Malik, menilai proyek yang disebut-sebut sebagai bagian dari pengembangan “energi bersih” itu justru merupakan ancaman serius bagi masa depan ekologis masyarakat di wilayah Cianjur, Bogor, dan Sukabumi.
“Proyek ini dibungkus dengan dalih energi ramah lingkungan, padahal sesungguhnya menjadi potensi bencana ekologis yang terencana. Dampaknya akan dirasakan jutaan jiwa yang bergantung pada Gunung Gede Pangrango,” tegas Hendra.
Gunung Gede Pangrango merupakan Cagar Biosfer UNESCO sekaligus “spons raksasa” yang menyuplai ratusan mata air bersih ke berbagai daerah sekitar.
Para petani menyebut kebutuhan air untuk mengebor panas bumi mencapai jutaan liter per hari, yang dikhawatirkan dapat memperparah krisis air, mencemari sumber air, serta mengganggu aliran irigasi bagi ribuan hektare lahan pertanian.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait
