Masyarakat percaya bahwa tiga rawa ini bukan sekadar genangan air biasa. Sejak dulu, aura mistisnya begitu kuat. Ada yang menyebut bahwa setiap rawa dijaga oleh penunggu gaib. Rawa Sukamanah dikenal sebagai pusat mata air, tempat keluarnya kehidupan sekaligus bencana bila disepelekan.
Rawa Burung Kabandung dipercaya menjadi tempat singgah makhluk halus berwujud burung besar, yang hanya muncul pada malam tertentu. Sedangkan Rawa Bala diyakini sebagai rawa “penyeimbang,” tempat segala pelanggaran adat di rawa lain akan menerima ganjaran.
Abah mengingat betul, pada tahun 1963, rawa-rawa tersebut belum seluas sekarang. Air hanya menggenang di area sempit. Namun seiring waktu, meluapnya mata air dari sumur warga membuat rawa kian membesar, menelan lahan pertanian dan kebun warga.
“Sekarang sudah enam hektare lebih, dan entah sampai kapan akan terus melebar,” ucapnya.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait