CIANJUR, iNewsCianjur.id - Upaya Indonesia mewujudkan energi bersih dan mandiri kini memasuki babak baru.
Di jantung konservasi alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), pengembangan energi panas bumi dilakukan secara berkelanjutan tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
Hal ini mengemuka dalam kegiatan Media Gathering yang digelar Balai Besar TNGGP bersama Direktorat Panas Bumi, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Kamis (24/7/2025), di Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Kegiatan tersebut menjadi ajang dialog terbuka antara pemerintah dan media untuk memperkuat pemahaman publik terkait pemanfaatan energi panas bumi di kawasan konservasi.
Kepala Balai Besar TNGGP, Ir. Arief Mahmud, M.Si., menegaskan bahwa konservasi dan pembangunan energi tidak harus bertentangan, tetapi justru bisa saling menguatkan.
“Kami memastikan tidak ada aturan yang dilanggar. Konservasi dan energi terbarukan bisa berjalan seiring dengan prinsip ekologis, partisipatif, dan keberlanjutan,” ujar Arief.
Kawasan yang dieksplorasi berada di zona pemanfaatan seluas hanya 0,02% dari total luas taman nasional dan merupakan lahan eksisting bekas perkebunan sayur.
Tidak ada penggusuran masyarakat justru mereka dilibatkan sebagai mitra konservasi.
“Kami tidak membuka hutan primer. Justru lahan eksisting yang sudah lama digunakan masyarakat, kini dikelola bersama untuk kepentingan bersama,” tambahnya.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait