Safa dan Laut yang Tak Pernah Tidur: Kisah Kecil dari Pesisir Cibareno

Ayi Sopiandi
Sandi, nelayan asal Muara Cibareno, Lebak Banten (baju merah) saat di pantai Cibareno. (Foto : iNewsCianjur.id).

LEBAK, iNewsCianjur.id - Di sebuah desa kecil di ujung barat Kabupaten Lebak, di tempat di mana daratan berakhir dan laut memeluk bumi, hidup seorang gadis kecil bernama Safa Nuraisah (6). 

Setiap sore, saat mentari perlahan tenggelam di balik cakrawala, Safa menjelma menjadi penjelajah kecil pantai Muara Cibareno tanpa sepatu, tanpa gawai, hanya dengan mengandalkan baju untuk membawa kumbang-kumbang kecil di tangan dan tawa yang mengisi angin sore.

Pantai bukan hanya latar bagi kehidupan Safa, ia adalah dunia itu sendiri. Di atas pasir yang lembut dan di antara riak air yang surut, Safa mengejar kumbang laut dan balon air istilah khas anak pesisir untuk kepiting mungil dan ubur-ubur kecil yang hanyut terbawa gelombang. 

Laut telah menjadi taman bermainnya, sekaligus sekolah alam pertama yang mengajarkannya tentang ritme pasang surut, tentang bahaya dan keindahan, tentang menjaga jarak dan rasa ingin tahu.

“Kalau airnya surut, suka banyak yang lucu-lucu,” ujarnya polos sambil menggenggam kumbang-kumbang kecil dibalut dengan bajunya sendiri.

Safa adalah anak kedua dari pasangan Amel (25) dan Sandi (35), keluarga sederhana yang menggantungkan hidup dari laut. Rumah mereka hanya berjarak beberapa langkah dari bibir pantai. Debur ombak adalah lagu pengantar tidurnya, dan terik matahari pantai menjadi cahaya masa kecilnya.

Sandi, ayah Safa, telah menjadi nelayan sejak usia 12 tahun, selepas lulus SD. Dalam kenangannya, laut pernah memberi lebih dari cukup. Pernah suatu hari ia membawa pulang 15 kilogram lobster, dengan harga jual antara Rp200 ribu hingga Rp450 ribu per kilogram, rezeki besar untuk keluarga kecil mereka.

Namun keberuntungan itu kini bagai ombak yang menjauh. Di bulan-bulan seperti Mei hingga Agustus, laut menjadi tak ramah. Cuaca ekstrem, angin kencang, dan gelombang tinggi membuat penghasilan tak menentu. Dalam masa-masa sepi seperti itu, bukan cuma perut yang harus dikencangkan, tapi juga harapan.

Editor : Ayi Sopiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network