CIANJUR, iNewsCianjur.id - Ratusan kios pedagang sandang di sejumlah pasar tradisional sepi pembeli. Bahkan ratusan kios lainnya terpaksa tutup. Hal itu disebabkan akibat maraknya penjualan melalui aplikasi online.
Seperti yang terjadi dipasar tradisonal pasar Muka Cianjur, pasar tradisional Ciranjang dan pasar tradisional Cipanas.
Diungkapkan salah seorang pegawai toko pakaian di pasar Muka, Lisna (27) penurunan pembeli mulai dirasakan sejak pandemi COVID-19. Namun setelah pandemi berakhir, penjualan malah semakin menurun drastis.
“Sejak terjadi pandemi Covid- 19 tahun 2020 penjualan mulai menurun hingga 2022 dan di tahun ini bukannya membaik malah semakin sepi pembeli,” kata Lisna kepada iNewsCianjur.id, saat ditemui dikiosnya, Selasa (26/9/2023) kemarin.
Menurutnya, para pembeli sudah beralih berbelanja dengan cara online seiring maraknya aplikasi jual-beli online. Kegiatan belanja secara offline atau datang langsung ke toko sangat minim.
“Jujur sangat turun drastis penjualan karena banyaknya yang jualan secara online,” katanya.
Hal senada diungkapkan Wati (42) Pedagang sandang di Pasar Ciranjang, kondisi tersebut telah dirasakannya selama beberapa bulan ke belakang. Beberapa pembeli yang datang pun merupakan pelanggan dan saudara-saudara atau kerabat.
“Kondisinya sepi setiap hari, memang dampak dari penjualan online seperti live-live gitu. Paling sehari 1 sampai dua aja yang terjual. Terkadang 5 hari gak dapat-dapat pelanggan. Jangankan orang lain, anak-anak saya pun beli baju dari live-live gitu karena harganya murah,” tambahnya.
Sementara itu, kondisi tersebut juga dialami oleh Muhtar (35) yang juga Pedagang pakaian di Pasar Cipanas. Bahkan teman-temannya sesama pedagang pakaian di lantai 2 pasar Cipanas sudah banyak yang tutup kiosnya karena sudah tidak tahan lagi akibat sepi pembeli
“Sebenarnya kalau diatur, yang dagang online itu dikenakan pajak. Pasti harga bakal sama, ini kan di bawah harganya. Sedangkan kita harga segitu, karena kan harus sewa toko dan lain-lainnya” sebut Muhtar.
Menurutnya, para pedagang bingung apabila ingin membuka toko online, sebab kalah bersaing saat ini banyak selebgram, selebtiktok dan artis yang juga berjualan secara online.
“Jadi mau buka toko online juga promosinya sudah kalah dengan mereka yang punya banyak pengikut. Apalagi persaingan harga di toko online itu mengerikan, saling banting harga,” tuturnya.
Dia berharap aplikasi toko online bisa ditutup demi pemerataan ekonomi. Supaya ekonomi merata. Kalau sekarang yang kaya semakin kaya yang pengusaha kecil semakin terpuruk.
Disisi lain, Kasubag TU UPTD Pasar Cipanas Iman Rohiman, membenarkan, kondisi persaingan antara pedagang di pasar dengan pedagang online sangat berimbas kepada turunnya kunjungan pembeli di pasar.
“Memang benar adanya, sehingga keadaannya sepi terutama untuk yang berjualan sandang atau pakaian,” tutur Iman.
Bahkan kini menurut Iman di pasar Cipanas lantai 2 pusat penjulan toko pakaian hampir 70 persen dari 1883 kios sudah tutup tidak berjualan lagi.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait