JAKARTA, iNewsCianjur.id - Operasi pemotongan leher tampaknya belum cukup bagi selebgram Lucinta Luna. Transgender itu kembali menjalani operasi. Kali ini, dikabarkan bagian yang dipermak adalah tulang ekor.
Lucinta Luna sebelumnya sudah bikin geger dengan menjalani pemotongan leher. Jakun yang menjadi ciri khas laki-laki, dihilangkan. Operasi ini disebut untuk menghilangkan suara pria atau khodam.
BACA JUGA:
Mengenal Operasi Tulang Ekor yang Dijalani Lucinta Luna, Ternyata Tindakan Langka!
Kini, giliran tulang ekor Lucinta Luna yang akan dioperasi. Pemilik nama lengkap Muhammad Fattah itu bahkan sudah menjalani puasa selama 11 jam sebagai persiapan menghadapi operasi.
Belum diketahui pasti apa fungsi dari operasi tulang ekor tersebut. Dalam dunia medis,operasi tulang ekor disebut coccygectomy. Di Amerika Serikat, mereka yang melakukan operasi ini tidak memerlukan waktu lama dalam tindakan maupun recoverynya.
"Operasi coccygectomy sering dianggap sebagai operasi rawat jalan, artinya mereka yang menjalani operasi ini di pagi hari, malamnya sudah bisa pulang," kata dr Patrick Foye, pendiri Tailbone Pain Center, dikutip MNC Portal dari laman Tailbone Doctor, Senin (11/7/2022).
BACA JUGA:
Bakal Jalani Operasi Tulang Ekor Usai Pemotongan Jakun, Lucinta Luna Minta Doa
Nah, bicara bahaya dari operasi tulang ekor ini, dijelaskan dr Foye, ada risiko jangka panjang dan pendek dari operasi tersebut.
1. Risiko jangka pendek
Risiko jangka pendek termasuk infeksi di tempat operasi, terutama dalam beberapa minggu atau bulan pertama setelah operasi.
BACA JUGA:
Kondisi Lucinta Luna Pasca Operasi Pemotongan di Bagian Leher, Mengaku Kesulitan Menelan Makanan
"Pada beberapa penelitian, 20% pasien coccygectomy perlu menjalani operasi ulang atau tambahan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dan infeksi bisa terjadi karena tulang ekor berdekatan dengan anus dan oleh karena itu tindakan harus hati-hati," kata dr Foye.
2. Risiko jangka panjang
Untuk risiko jangka panjang, seseorang yang menjalani operasi tulang ekor akan mengalami nyeri persisten. Tapi reaksi ini dianggap wajar karena tindakan operasi menyebabkan rasa sakit yang bertahan di titik tindakan.
Selain itu, beberapa otot atau tendon atau ligamen dasar panggul yang menempel di tulang ekor akan terganggu pasca operasi. Itu kenapa, orang yang menjalani operasi jenis ini akan menderita 'prolaps dasar panggul' pasca operasi. Prolaps dasar panggul sendiri adalah penurunan dasar panggul.
Editor : Nursidik
Artikel Terkait