Ajukan Banding, Hukuman Habib Bahar Bin Smith Jadi Lebih Berat, Kini Divonis 7 Bulan Penjara

Majelis Hakim PT Bandung juga menilai, Habib Bahar bin Smith mengerti atau setidaknya patut menduga bahwa kabar yang disampaikannya akan atau mudah menerbitkan keonaran di kalangan rakyat. Vonis Majelis Hakim PT Bandung tersebut memang lebih tinggi dibandingkan vonis yang telah dijatuhkan Majelis Hakim PN Bandung.
Namun, mengingat Habib Bahar bin Smith telah menjalani penahanan sejak Januari 2022 lalu, maka Majelis Hakim PT Bandung meminta pendiri Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin itu dibebaskan.
"Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Memerintahkan agar terdakwa dikeluarkan dari rumah tahanan negara," tegasnya.
Dalam direktori putusan MA tersebut juga disampaikan bahwa Majelis Hakim PT Bandung memutuskan Habib Bahar bin Smith tidak terbukti dan bersalah sebagaimana dakwaan pertama primair dan dakwaan pertama subsidiar. Pertimbangan vonis terhadap Habib Bahar bin Smith tersebut, yakni permohonan banding sesuai persyaratan dan waktu yang ditetapkan sehingga diterima.
Selain itu, perbuatan menyebarkan kabar tidak pasti bukan perbuatan bersama-sama dengan Tatan Rustandi, namun terpisah dan berdiri sendiri. Majelis Hakim PT Bandung juga menilai, Habib Bahar bin Smith sebagai ulama yang memiliki simpatisan seharusnya memiliki sikap jernih. Sehingga Majelis Hakim PT Bandung melakukan perbaikan dengan memberikan pemberatan pidana.
Editor : Hikmatul Uyun