Ia menyebutkan, sedikitnya ada 200 kepala keluarga (KK) yang harus diungsikan setiap kali banjir besar datang. Namun, keterbatasan sumber daya membuat upaya evakuasi sering kali berjalan tidak maksimal.
“Ini sudah darurat. Warga kami terus hidup dalam kecemasan, takut banjir datang tiba-tiba di malam hari. Kami berharap pemerintah segera turun tangan sebelum ada korban jiwa,” tegas Mulyana.
Banjir yang terus berulang ini menjadi ancaman serius bagi ribuan jiwa di Agrabinta. Tanpa penanganan cepat dan menyeluruh, lima kampung tersebut diprediksi akan terus terjebak dalam siklus bencana yang melelahkan.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait