Cahya, menurut Usup, adalah sosok yang tak pernah bergaul dengan lingkungan sekitar. Kebun adalah satu-satunya tempat tujuan yang ia kunjungi, selalu bersama mendiang istrinya, Lilis, berangkat pagi dan pulang sore, seolah dunia luar adalah sesuatu yang tak perlu ia sentuh.
Keterasingan keluarga Cahya bukan hanya dirasakan Usup. Jajang (55), Ketua RT setempat, juga mengakui hal serupa.
Pertemuan terakhirnya dengan Cahya dan Lilis adalah pada malam takbir beberapa waktu lalu, saat penyerahan zakat fitrah. Sejak itu, keluarga Cahya seolah lenyap dari pandangan, hingga kabar mengejutkan tentang penemuan tengkorak dan tulang kaki di pinggir sungai tak jauh dari rumah mereka mengoyak ketenangan desa.
Jajang tak habis pikir. Ia tak pernah menyangka bahwa Cahya, bersama anaknya, Yanti (34), bisa berbuat sekeji itu terhadap Lilis dan cucunya, Siti Nurhayati (3).
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait