CIANJUR, iNewsCianjur.id - Cahya (53) pelaku pembunuhan sadis di Kampung Cikadongdong, RT6/RW3 Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur dikenal warga sebagai sosok yang pendiam juga jarang komunikasi sama tentangga.
Usup (50) tetangga sebelah rumah pelaku di Kampung Cikadongdong menuturkan, pelaku (Cahya) merupakan sosok yang tertutup dan tidak pernah keluar rumah.
"Orangnya (pelaku) Cahya itu pendiam bahkan hampir tidak pernah keluar rumah," kata Usup tetangga rumah pelaku di Kampung Cikadongdong, Selasa (20/5/2025).
Usup mengatakan, Cahya juga tidak pernah bergaul di lingkungan. Jika berangkat ke kebun lanjur Usup ia bersama istrinya (korban) Lilis selalu berbarengan pergi pagi pulang sore.
"Makanya saya juga aneh kenapa tiba-tiba ada kejadian seperti ini. Saking tertutupnya keluarga pelaku dengan tetangga," katanya.
Sementara itu Ketua RT6/RW3 Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Jajang (55) mengaku tidak mengetahui persis seperti apa kronologinya.
"Terakhir saya bertemu dengan Cahya (pelaku) dan Lilis (51) korban pada malam takbir saat akan menyerahkan zakat fitrah beberapa waktu lalu.
"Saya juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga Cahya, sekalinya dapat informasi ada temuan tengkorak (kepala) dan tulang kaki dipinggiran sungai tak jauh dari rumah Cahya," kata Jajang saat ditemui di lokasi kejadian.
Jajang mengaku kaget saat mendengar Cahya, dan anaknya Yanti (34) telah berbuat keji terhadap Lilis dan Siti Nurhayati (3) anak dari Yanti (pelaku).
"Hari Senin (19/5/2025), kemarin sore terlihat ramai adanya temuan tengkorak (kepala) dan kaki di pinggiran sungai," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolres Cianjur, AKBP Rohman Yongki Dilatha, mengungkapkan fakta yang lebih mencengangkan. Kedua tersangka mengakui telah merenggut nyawa Lilis dengan cara dicekik oleh Y, sementara C turut memegangi tubuh korban pada tanggal 21 April 2025.
Namun, di balik pengakuan tersebut, terselip sebuah pengakuan yang membuat bulu kuduk berdiri.
"Lebih tragis lagi, cucu korban, Siti Nurhayati (3), yang terbangun saat kejadian, juga dihabisi nyawanya dengan cara yang sama karena dianggap mengganggu ritual mengerikan yang sedang mereka lakukan," ungkap Kapolres Cianjur, AKBP Rohman Yonky Dilatha, Senin (19/5/2025) kemarin.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait