CIANJUR, iNewsCianjur.id - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, mencatat sebanyak 66 bangunan sekolah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengalami kerusakan akibat terdampak bencana hidrometeorologi yang terjadi beberapa hari lalu.
Kerusakan struktural pada sejumlah fasilitas pendidikan di 18 Kecamatan tersebut paling banyak menimpa SD 58 unit dan SMP 7 unit.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin mengatakan, puluhan sekolah yang rusak tersebar di beberapa kecamatan, dengan tingkat kerusakan bervariasi mulai ringan, sedang hingga berat. Akibat kejadian ini, aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah sempat dihentikan sementara dan para siswa dipindahkan ke lokasi pengungsian untuk keselamatan.
"Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Selain kerusakan fasilitas, dampak terbesar adalah terganggunya proses belajar mengajar. Kami sedang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan perbaikan dan memastikan siswa dapat kembali belajar dengan aman," ujar Ruhli.
Ruhli mengungkapkan, dari 66 unit sekolah tersebut yang mengalami kerusakan ada salah satu SD yang terpaksa harus direlokasi.
"Ada satu SD yaitu SDN Cibungur 1 yang berada di Kecamatan Agrabinta harus di relokasi. Karena satu kampung disana harus di relokasi termasuk SDN Cibungur 1 juga harus direlokasi akibat pergerakan tanah," ungkapnya
Ruhli menambahkan, selain bangunan SD dan SMP juga terdapat satu bangunan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang mengalami rusak berat sehingga tidak bisa mengerjakan kegiatan bejalan mengajar (KBM).
"Kalau untuk tingkat SD dan SMP kegiatan belajar mengajar (KBM) digilir karena ada beberapa bangunan yang masih bisa digunakan KBM jadi gantian saja belajar ada yang masuk pagi atau siang," tambahnya.
Untuk menghadapi dampak bencana ini, Disdikpora akan membentuk tim lintas organisasi perangkat daerah (OPD) guna menangani kebutuhan pascabencana. Ruhli juga mengimbau semua satuan pendidikan di Kabupaten Cianjur, mulai dari PAUD, SD, hingga SMP, untuk terus memantau kondisi dilingkungan sekolah masing-masing.
“Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, segera laporkan agar kami dapat mendeteksi tingkat kerusakan dan mengambil langkah penanganan,” pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait