Lorong Merah Putih Ciantaasih: 277 Meter Menapaki Sejarah, Menjemput Harapan Kemerdekaan

Pembuatan terowongan ini melibatkan seluruh elemen desa, dari perangkat, karang taruna, hingga ibu-ibu PKK yang telaten merangkai kain dan menata foto pahlawan. Semangat gotong royong yang tercurah, kata Dedi, adalah cermin dari nilai kemerdekaan itu sendiri.
Malam hari, lorong ini berubah menjadi jalur cahaya merah putih. Lampu hias memantulkan kilau hangat, menciptakan suasana syahdu yang mengundang rasa bangga sekaligus haru. Bagi warga Ciantaasih, melewati lorong ini serasa berjalan di atas jejak sejarah langkah demi langkah menuju harapan.
“17 Agustus nanti, lorong ini akan menjadi pintu gerbang menuju pengibaran bendera pusaka. Sebuah gerbang yang menghubungkan tempat, hati, dan semangat seluruh warga,” tutup Dedi.
Di Ciantaasih, kemerdekaan tak sekadar dirayakan. Ia dihidupkan, dijaga, dan dilestarikan, satu lorong merah putih pada satu waktu.
Editor : Ayi Sopiandi