CIANJUR, iNewsCianjur.id - Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Cianjur, selama tahun 2024 mengalami peningkatan yang signifikan.
Hali itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur dr Yusman Faizal, tercatat sebanyak 219 kasus DBD selama tahun 2024. Kasus tersebut juga menyebabkan kematian pada dua anak dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun.
"Hingga akhir bulan Januari 2024 kemarin, jumlah kasus DBD meningkat signifikan dengan 219 kasus, sebabkan dua kematian pada anak usia 6 sampai 14 tahun. Lebih tinggi dari pada bulan yang sama di tahun sebelumnya," ujar Yusman kepada awak media, Jum'at (2/2/2024).
Menurut Yusman, pasien yang terjangkit DBD rata-rata warga yang berumur produktif yakni sekitar 15 sampai 64 tahun. Peningkatan kasus tersebut dinilai karena saat ini masih dalam musim hujan.
Saat ini, pihaknya berupaya melakukan pecegahan dengan melakukan fogging, namun pihaknya mengalami kendala karena keterbatasan pembiayaan, alat, dan SDM. Sehingga fogging pun tidak dapat dilakukan secara masif.
"Saat ini fogging dilakukan hanya sesuai dengan permintaan dari warga. Sebelum dilakukan fogging kita harus menerjunkan tim surveilens dulu untuk memastikan adanya korban juga pencarian jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Jika sudah dipastikan ada, baru bisa dilakukan fogging," ungkapnya.
Jika tidak ditemukan adanya jentik nyamuk didaerah yang dilaporkan warga, maka penyelidikan epidimologi (PE) dinilai negatif dan disarankan untuk pemberantasan sarang nyamuk.
"Karena sampai saat ini langkah yang masih lebih efektif adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk dengan menghindari genangan air," ujanrya.
Yusman menjelaskan, Kabupaten Cianjur memiliki wilayah yang rawan terserang DBD, yakni daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti Kecamatan Cianjur, Cilaku, dan Karangtengah.
"Daerah tersebut merupakan data yang kami kumpulkan dari rumah sakit. Karena kalau data dari Puskesmas itu belum bisa mengidentifikasi dan mendiagnosis apakah demam tersebut adalah DBD atau bukan. Kalau jumlah pasien DBD yang masih menjalani perawatan itu datanya ada di masing-masing rumah sakit," pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi