CIANJUR, iNewsCianjur.id - Seorang ibu beranak satu di temukan tewas dalam keadaan gantung diri di kusen kamar mandi. Korban sempat video call ke suami mengabarkan akan gantung diri.
Korban tersebut bernama Neng Futri Asifa (27) warga Kampung Leles, Desa Sukamanah, Kecamatan Karangtengah, Cianjur. Korban ditemukan gantung diri di tiang pintu kamar mandi, sekira pukul 20.30, Kamis (23/11) malam.
Menurut Ketua RT setempat, Yanti mengatakan, setelah dilakukan pengecekan, korban sudah dalam keadaan tergantung di kusen kamar mandi menggunakan sarung. Sedangkan suaminya saat kejadian sedang bekerja sebagai sales rokok dan pulang setiap hari Jum'at. Korban hanya tinggal bersama anaknya yang masih berusia 5 tahun.
"Keluarga korban meminta saya untuk mengecek karena menurut keterangan anak korban yang berusia 5 tahun pada saat ditelephone memberitahukan bahwa ibunya sedang menggantung di pintu kamar mandi," tuturnya kepada wartawan, Jumat (24/11/2023).
Sementara itu Kapolsek Karangtengah Kompol H. Toha Maruf membenarkan, setelah mendapatkan laporan dari warga pihaknya langsung mendatangi tempat kejadian.
"Pada saat suaminya bekerja, korban sempat telephone lewat handphone melakukan kontak video call. Korban bilang bahwa akan gantung diri lalu suami korban meminta anak kandungnya yang berusia 5 tahun untuk memperlihatkan hp dengan video call ke arah korban lalu suami korban menyuruh anak korban untuk keluar rumah dan berteriak meminta tolong namun anak korban tidak bisa berbuat banyak dan hanya diam di dalam rumah," jelasnya.
Setelah itu, petugas melakukan olah TKP dari petugas identifikasi polres Cianjur dan korban dibawa ke RSUD Sayang Cianjur untuk dilakukan pemeriksaan luar.
"Dari hasil pemeriksaan luar pada tubuh korban yang dilakukan oleh pihak Forensik RSUD Cianjur pada badan korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau luka, pada jari tangannya mulai muncul warna ungu dan pada bagian leher ada luka lecet tekan warna kecoklatan, lidah terjulur dan tergigit. Untuk sementara keluarga korban keberatan untuk dilakukan autopsi," pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi