CIANJUR, iNewsCianjur.id - Kemeriahan perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah yang dirasakan banyak orang tidak hinggap pada sebagian warga penyintas gempa bumi di Desa Nyalindung, Kecamatan Cugenang Cianjur.
Bagaimana tidak, mereka sudah enam bulan tinggal ditenda pengungsian dengan segala keterbatasan. Enam bulan yang lalu tepatnya Senin 21 Nopember 2022 terjadi gempa bumi dahsyat yang mengguncang Cianjur dan memporak porandakan infrastruktur dan rumah termasuk di Desa Nyalindung sebagian rata dengan tanah. Tak ada yang tersisa selain rasa pilu warga yang terpaksa tinggal di tenda pengungsian hingga saat Lebaran tiba.
Setidaknya itulah yang dirasakan Maman (40), seorang bapak dengan 3 orang anak sekaligus satu dari puluhan banyak warga yang rumahnya terdampak dari musibah gempa bumi tersebut.
Saat ditemui iNewsCianjur sehabis sholat Ied, Maman menceritakan kembali detik-detik saat gempa bumi. "Saat itu sedang berada dirumah istirahat sehabis kerja disawah. Tiba-tiba saja ada guncangan dahsyat, saya dan keluarga langsung keluar rumah menyelamatkan diri. Boro-boro bawa barang saat itu yang penting bisa selamat dengan anak istri," tutur Maman kepada iNewsCianjur sehabis sholat Ied.
Hanya dalam waktu hitungan detik, rumah yang sudah ditinggali selama lebih dari 10 tahun itu runtuh nyaris rata dengan tanah termasuk barang berharga lainnya. Menghadapi kenyataan pahit itu, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menjalani hari-hari berikutnya dengan memunculkan rasa ikhlas
"Hati saya sangat sedih, enggak bisa diungkapkan. Tapi saya mau jalan terus," pasrah Maman.
Menurut Maman musibah gempa bumi yang terjadi di tempat tinggalnya mengubah hidupnya hingga 360 derajat. Harus hidup dari nol lagi.
Tidak terasa kini sudah enam bulan tinggal di tempat pengungsian dengan kehidupan yang terbatas. Kekompakan warga yang juga ikut terdampak menjadi satu-satunya penyemangat bagi dirinya menghadapi cobaan tersebut.
"Selama hidup dipengungsian kami hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah maupun dari orang lain yang bersimpati. Namun lama kelamaan bantuan terus berkurang. Beruntung pada hari lebaran ini ada bantuan dari Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD). Kami sangat berterimakasih masih ada yang mau membantu," ungkap Maman.
Maman mengaku bahwa tidak ada keinginan lain yang ia harapkan selain kejelasan bantuan dari pemerintah. "Mungkin gempa bumi ini merupakan takdir Illahi. Enggak ada yang tahu. Tapi saya berharap cepat-cepat bantuan pemerintah uang pengganti rumah cepat keluar, biar kami bisa membangun rumah kemnali. Karena kami sudah tidak tahan lagi hidup dipengungsian, biar seperti dulu lagi berjalan normal," pungkas Maman.
Editor : Ayi Sopiandi