CIANJUR, iNewsCianjur.id - Abah Ukar(75) sudah 30 tahun lamanya dia berjualan sate maranggi di seputaran wilayah Cipanas.
Sejak dirinya masih lajang hingga kini Abah Ukar masih tetap konsisten jualan sate maranggi, yang terkadang harus jalan keliling dari kampung ke kampung lain memikul satenya tersebut.
Kini Abah Ukar jualan di jalan trotoar depan Rumah sakit Cimacan Kecamatan Cipanas, mulai dari pukul 19.00 Wib hingga pukul 21.00 Wib namun tetap dinanti-nanti pembeli.
Dalam satu malam Bah Ukar bisa menghabiskan 500 tusuk sate maranggi campur dengan sate ayam, adapun bumbu yang disiapkan ada bumbu kacang dan juga bumbu oncom.
Pembeli pun tampak silih berganti giliran mengantre sate yang akan dibelinya tersebut, bahkan keluarga yang menunggu pasien pun terlihat berkumpul ditempat abah Ukar jualan.
"Sudah 30 tahun saya jualan sate maranggi ini," kata Abah Ukar, sambil menggerak-gerakkan kipasnya ke bara api.
Ukar mengatakan, sebelum mangkal di trotoar depan RS Cimacan dirinya lebih memilih untuk keliling Kampung.
"Biasanya saya jualan itu berkeliling Kampung, tapi sekarang lebih memilih mangkal saia di depan RS Cimacan ini," ucapnya.
Bahkan lanjut Ukar, sebelum berdirinya RS Cimacan atau yang sebelumnya masih berdiri Puskesmas Paragajen Cipanas dirinya juga sudah lebih dulu jualan sate maranggi tersebut.
"Jadi sebelum dibangun RD Cimacan, ini adalah Puskesmas Paragajen Cipanas dan Abah memang sudah jualan sate," katanya.
Menurutnya, dalam satu malam dia jualan sate marangginya itu bisa menghabiskan sebanyak 500 tusuk sate, belum lagi ketan bakarnya kurang lebih 250 biji.
"Alhamdulillah laris terjual, dan tidak tersisa," katanya.
Menurutnya, yang menjadi ketagihan pelanggannya itu adalah citarasa yang khas dan sambelnya itu yang membuat orang ketagihan.
"Racikan bumbunya itu yang menjadi daya tarik pelanggan, selain itu untuk harga per satu tusuknya saya menjualnya Rp2000 saja," jelasnya.
Abah Ukar mengatakan, ada warga Jakarta yang menginginkan resep bumbu miliknya tersebut bahkan berani membayar mahal.
"Ini ada cerita lucu, jadi beberapa waktu kebelakang ada warga Jakarta yang ingin membeli resep atau rahasia bumbu racikan tapi tidak saya kasih. Kalaupun tetap saya kasih rasa juga akan berbeda," ujarnya.
Editor : Ayi Sopiandi