“Jadi intinya Insya Allah tidak ada kenaikan di tingkat warung, itu saja. Jadi yang ada penyesuaian harga itu di tingkat agen dan pangkalan,” ungkapnya.
Diakui Hedi, memang dari dulu HET melon sudah tidak merata di warung dan pengecer. Tapi tidak hanya terjadi di Cianjur, di kota/kabupaten lain pun sama tidak merata. Padahal dari pangkalan itu harga sama semua, karena sudah diatur. Kalau di pangkalan itu misal waktu dulu Rp14.500 ke Rp16.000, artinya Rp1.500 untuk baget pangkalan akalan. Sementara harga di warung atau pengecer sendiri berada dikisaran Rp19.000 hingga Rp 20.000.
"Tingginya harga di tingkat warung karena adanya pemilik warung yang ingin mendapatkan keuntungan besar. Tapi warung atau pengecer itu jumlahnya sedikit, kalau mengambil keuntungan Rp 4.000 Hinga Rp. 5.000 hal itu masih wajar," pungkas Hedi.
Editor : Furqon Munawar