get app
inews
Aa Read Next : Kemenag Imbau Jemaah Haji Tak Bawa Air Zam-zam di Koper

Guru Horoner Berangkat Haji, Menabung 12 Tahun Sejak Jadi Pengantin Baru

Kamis, 30 Juni 2022 | 19:35 WIB
header img
Wiwik Ernawati guru honorer asal Mojokerto berangkat haji/Lukman Hakim

SURABAYA, iNewsCianjur.id - Kegigihan dari seorang guru honorer yang berangkat haji ke Tanah Suci ini patut menjadi suri tauladan. Bagaimana tidak, dengan gaji yang kecil, namun dia berhasil mengumpulkan uang untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Guru honorer ini bernama Wiwik Ernawati (39) asal Mojokerto Jawa Timur. Baginya, gaji guru honorer yang kecil sedikitpun tidak menyurutkan niat dan harapannya yang tinggi bisa berangkat haji.

Wiwik seorang ibu dua anak ini diketahui menjadi guru honorer sejak tahun 2008 silam. Pada saat itu ia hanya mendapatkan honor sebesar Rp24 ribu sebulan. Tentu gaji tersebut tidaklah sebanding dengan pengeluaran yang harus ia rogoh setiap harinya.

Pasalnya, jarak rumah menuju tempat ia bekerja tidaklah dekat, butuh waktu sekitar 40 menit dengan mengendarai sepeda motor.

"Setiap hari, saya harus menempuh sekitar 50 km di daerah pegunungan untuk bisa sampai di tempat saya mengajar, di daerah Pacet," tutur jamaah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 34 Embarkasi Surabaya ini, Rabu (29/6/2022).

Putri dari penjaga sekolah SD di daerah Mojokerto ini lantas menuturkan, ia mendaftar haji pada tahun 2011, tepat sebulan setelah melangsungkan pernikahan.

Atas kesepakan dengan sang suami, uang amplop pernikahan yang ia dapatkan, ditambah tabungan yang ada, ia gunakan untuk membayar pendaftaran ibadah haji.

"Alhamdulillah, karena tekad saya sudah kuat, dapat uang buwuhan saya gunakan untuk daftar haji," ujar jemaah haji yang berangkat sendiri tanpa didampingi suami.

Seiring berjalannya waktu, gaji yang diperoleh Wiwik pun beranjak naik.

Meski honor yang ia peroleh masih jauh dari kata cukup, guru yang belum mendapatkan sertifikasi non PNS hingga 14 tahun pengabdiannya ini masih bisa bersyukur.

Menurutnya, menjadi guru tidak tetap (GTT) mungkin secara finansial tidak menjanjikan tetapi dia meyakini jika keberkahan dari mengajar salah satunya bisa membawanya ke tanah suci.

"Kalau dilihat dari sisi untung ruginya, mungkin ndak mau jadi GTT ya. Gaji segitu, Rp450.000 sebulan belum termasuk bensin, makan. Tetapi yang kita lihat adalah keberkahannya," tuturnya.

Editor : Nursidik

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut