Menurutnya, SPPG dirancang tidak hanya sebagai layanan gizi, tetapi juga sebagai ruang kolaborasi ekonomi desa. Sejumlah pelaku UMKM, termasuk ibu rumah tangga, ikut terlibat dalam rantai pasok dan produksi.
Respons warga terhadap keberadaan SPPG pun dinilai positif. Selain membantu pemenuhan kebutuhan gizi, program ini dianggap mampu membuka peluang kerja dan mengurangi ketergantungan ekonomi masyarakat desa.
“SPPG memberi manfaat ganda, dari sisi kesehatan dan ekonomi. Warga ikut bergerak, tidak hanya sebagai penerima manfaat, tapi juga sebagai pelaku,” ujarnya.
Ke depan, SPPG Desa Kertajadi diharapkan terus berkembang dan menjadi model penguatan ekonomi berbasis desa yang berkelanjutan, dengan melibatkan potensi lokal secara maksimal.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait
