Keunikan lain yang membedakan dengan motor pada umumnya adalah kemampuannya berjalan mundur. Ujang mengganti rantai gir dengan mesin gardan seperti pada mobil, sehingga motor bisa parkir dengan mudah meski di medan sempit atau tanjakan.
Meski terlihat canggih, biaya yang dibutuhkan tergolong murah. Dengan modal Rp500 ribu hingga Rp2 juta, Ujang bisa menyelesaikan modifikasi motor ini hanya dalam waktu sebulan.
“Saya hanya memadukan sistem kelistrikan motor dengan ponsel berteknologi AI, hasilnya bisa langsung terhubung ke mesin,” katanya.
Ujang berharap inovasi ini mendapat perhatian pemerintah agar bisa dikembangkan lebih luas.
“Saya ingin masyarakat merasakan kenyamanan dan keamanan berkendara dengan bantuan teknologi AI,” ujarnya.
Kisah Ujang menjadi bukti bahwa keterbatasan pendidikan bukanlah halangan untuk menciptakan karya besar. Dari desa sederhana, lahir motor cerdas yang membuktikan teknologi dapat hadir dengan cara sederhana, murah, dan bermanfaat nyata bagi masyarakat.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait