CIANJUR, iNewsCianjur.id - Kabar gembira datang dari Kebun Raya Cibodas! Bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) yang menjadi koleksi kebun raya ini akhirnya mekar untuk pertama kalinya di tahun 2025.
Bunga yang mekar kali ini memiliki nomor koleksi 76 C, merupakan anakan dari induk bunga bangkai dengan nomor koleksi 28. Induk tanaman ini sendiri dikumpulkan oleh Alm. R. Subekti Purwantoro, pada tahun 2000 dari Sungai Manau, Batang Suliti, kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.
Bunga bangkai ini terakhir kali mekar pada tahun 2019 dengan ketinggian mencapai 2,8 meter. Setelah melalui penantian selama kurang lebih 6 tahun, akhirnya bunga bangkai ini mekar kembali. Berdasarkan pengamatan dari Unit Pengelolaan Koleksi Ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas bunga ini mulai terlihat pada tanggal 26 Desember 2024 dan mekar sempurna pada Senin (17/02) pukul 00.45 WIB. Saat ini, tinggi spadiks bunga bangkai mencapai 293 cm (2,93 m) dengan lebar spatha 126 cm.
Peneliti Ahli Muda Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Destri, menjelaskan bahwa keterlambatan ini kemungkinan disebabkan oleh penurunan kualitas media umbi bunga. Namun, di sisi lain, keterlambatan ini memungkinkan cadangan makanan terkumpul lebih banyak sehingga menghasilkan bunga yang lebih tinggi.
"Seharusnya secara normal tanaman tersebut berbunga tahun 2023 tetapi mengalami keterlambatan. Hal ini kemungkinan disebabkan umbi mengalami masalah, seperti kena hama ataupun penyakit dan membutuhkan waktu untuk pemulihan," ungkap Destri.
Untuk menjaga kelestarian bunga bangkai, Kebun Raya Cibodas melakukan penyerbukan buatan. Hal ini dikarenakan bunga bangkai tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri di luar habitat aslinya.
"Jika di luar habitat aslinya, tanaman tersebut tidak akan bisa melakukan penyerbukan sendiri karena dia sendirian. Namun di habitat aslinya tanaman tersebut memiliki banyak teman yang lainnya. Sehingga saat dia mekar dan teman yang lain juga mekar, maka penyerbukan bisa terjadi secara alami dibantu oleh serangga," jelas Destri.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait