Migrant Watch dan Institut STIAMI Dorong Para Sarjana Lulusan Indonesia Berkiprah di Luar Negeri

Furqon Munawar
Direktur Eksekutif Migrant Watch, Aznil Tan dan Akademisi Institut STIAMI, Dedy Kusna Utama. (Foto : Istimewa/MAK)

JAKARTA, iNewsCianjur.id Lapangan kerja yang terbuka dan prospektus di luar negeri merupakan peluang tersendiri bagi para sarjana lulusan Indonesia. Oleh karena itu Institut STIAMI dan Migrant Watch kompak mendorong lulusan perguruan tinggi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

"Saya mengajak kalian sebagai makhluk bumi. Jangan hanya kerja di Indonesia," kata Direktur Eksekutif Migrant Watch, Aznil Tan dalam Dialog Publik BP2MI bertema: Merebut Peluang Kerja Global yang digelar di Kampus STIAMI, Selasa (20/5/2024) kemarin.

Terlebih negara-negara maju, menurut Azril, membuka banyak peluang kerja karena negara-negara tersebut justru kini menghadapi fenomena minimnya tenaga kerja.

"Kampus atau perguruan tinggi ini sebagai pencetak high skill yang sangat berpotensi untuk mendapat pekerjaan di luar negeri," ujarnya.

Aznil pun menyebut kebutuhan akan lapangan kerja baru bagi 3,6 juta penduduk Indonesia. Faktanya, ungkap dia, pemerintah hampir pasti akan kesulitan menyediakan kebutuhan lapangan pekerjaan tersebut.

"Inilah yang saya katakan bahwa pemerintah jarang memberikan pekerjaan," tegasnya.

Menurut Aznil, saat ini keterampilan tinggi atau high skill lebih banyak dikuasai oleh tenaga kerja asal India yang mendominasi sektor-sektor seperti teknologi informasi, akuntansi, hukum internasional, dan kedokteran.

"High skill lebih banyak dikuasai oleh India. Di Amerika, ahli IT, akuntan, hukum internasional, kedokteran yang tidak pernah digarap dan tidak pernah tersentuh," tutur dia.

Senada, akademisi Institut STIAMI, Dedy Kusna Utama, mengungkapkan pandangan pentingnya perguruan tinggi menyiapkan lulusan yang siap menangkap peluang pasar kerja global. Menurutnya, kemajuan sebuah perguruan tinggi dapat diukur dari seberapa banyak lulusannya mendapatkan pekerjaan yang layak di dalam negeri juga di luar negeri.

"(Indikator) perguruan tinggi yang maju, yaitu lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak," ujar Dedy.

Dedy juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi di Indonesia dalam mengukur keberhasilan kurikulumnya di tingkat internasional. Dia menekankan perlunya mahasiswa untuk memiliki pengalaman langsung di luar negeri guna memahami dan memenuhi standar global.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Dedy menegaskan pentingnya kesiapan dan bekal bagi para mahasiswa terutama penguasaan bahasa asing. Penguasaan bahasa asing kunci bagi lulusan perguruan tinggi untuk bisa bersaing di dunia internasional guna memperoleh kesempatan belajar maupun bekerja di luar negeri. "Kita harus menyiapkan dan pembekalan terutama perihal bahasa," tegasnya.

Editor : Furqon Munawar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network