CIANJUR, iNewsCianjur.id - Insiden tabrakan kereta api lokal Turangga dengan Commuter Line Bandung Raya yang terjadi di Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada Jumat (5/1/2024) menyisakan trauma mendalam bagi Zahra Aulia (18), warga asal Kabupaten Cianjur, yang selamat dari kecelakaan tersebut.
Zahra menceritakan, pada saat kejadian dirinya berada di gerbong tiga KA Turangga dari Yogyakarta menuju Stasiun Cicalengka. Pada saat terjadi tabrakan, dirinya sedang dalam keadaan berdiri membereskan barang-barang bawaannya.
"Saat kejadian saya lagi posisi berdiri mau beres-beres barang karena sekitar 15 sampai 20 menit kereta mau sampe di statsiun Cicalengka," tuturnya kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Minggu (7/1/2024).
Zahra menyebutkan, kondisi di kereta berpenumpang 287 orang itu menjadi gelap dan kacau saat insiden itu berlangsung.
"Kejadiannya berlangsung cepat, saat saya berdiri membereskan barang tiba-tiba ada suara dentuman keras dan langsung saya terlempar membentur ke kursi hingga mengalami luka di bagian hidung. Setelah dentuman tersebut suasananya jadi kacau, lampu mati jadi gelap, chaos, banyak penumpang berteriak. Saya sendiri hanya bisa pasrah saat kejadian," katanya.
Meski sempat syok, Zahra bersyukur tidak mengalami luka yang berat hanya hidung berdarah karena terbentur kursi.
"Tidak ada luka berat, cuman sakit badan saja, syok, hidung berdarah karena kebanting," tandasnya.
Zahra menceritakan, dirinya melihat persis ada petugas KA Turangga yang terjepit oleh pintu gerbong hingga mengakibatkan patah tulang dan termasuk salah satu petugas yang meninggal.
"Iya salah satu petugas yang meninggal saya lihat langsung karena terjepit. Setelah itu penumpang langsung mengambil barang-barang dan turun dari gerbong," jelasnya.
Diketahui Zahra sendiri saat itu sudah menghadiri acara pernikahan saudaranya yang berada di Yogyakarta.
"Saya dari Yogya ada acara pernikahan mau pulang ke Cianjur sama paman, sama tante dan anak-anaknya," ujar Zahra.
Atas kejadian tersebut, Zahra mengaku masih trauma hingga sekarang, karena mendengar suara benturan yang keras masih terngiang-ngiang, ditambah kepanikan penumpang di dalam gerbong ada yang bertiak-teriak, menjerit sambil nangis, minta tolong karena suasana didalam gerbong langsung gelap, listrik mati. Tidak menyangka akan mengalami kecelakaan di kereta kareta.
"Saya bersyukur masih selamat, meskipun ada luka di hidung. Paman sama Bibi dan juga anaknya Allhamdulilah selamat semua," pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait