CIANJUR, iNewsCianjur.id - Sekitar 2000 hektar sawah di sejumlah desa di Kecamatan Cibeber kabupaten Cianjur terancam gagal panen, akibat dampak tidak teraliri air yang bersumber dari Sungai Cikondang.
Hasil pantauan, terlihat debit air di Bendungan PSDAP Bendung Cikondang menyusut drastis bahkan terlihat sebagian dasar sungai mengering, Selasa (1/8/2023).
Menurut Kodinator Penyuluh (Korluh) BPP Pertanian Cibeber Asep Syarifudin, akibat menyusutnya debit air sungai Cikondang setidaknya ada sekitar 2000 hektar lahan sawah di 9 Desa akan terdampak.
"Ada empat desa yang indeks pertaniannya menurun, dari biasanya panen 3 kali dalam setahun kini hanya bisa panen 2 kali saja setiap tahunnya," terang Asep.
Adapun dampak terluasnya, lanjut Asep, ada sekitar 2000 hektar sawah di sembilan desa akan mengalami gagal panen jika kekeringan terjadi hingga akhir tahun ini sesuai prediksi dari BMKG dampak dari el Nino.
Pihak Penyuluh BPP Cibeber telah melakukan sosialisasi kepada para petani untuk dapat mengatur siklus tanam.
"Kami telah anjurkan kepada para petani penggarap sawah untuk menanam jagung ataupun kedelai, namun masih saja ada yang bersikukuh untuk menanam padi, hingga akhirnya akan terancam gagal panen saat kemarau tahun ini," ujar penyuluh BPP Cibeber, Kusnadi.
Sekedar diketahui, luas tanah persawahan di Kecamatan Cibeber sekitar 3.238 hektar, 2000 hektar diantaranya berada di 9 Desa, yaitu Desa Cikondang, Mayak, Peuteuycondong, Cipetir, Cisalak, Sukamaju, Sukaraharja, Cihaur dan Cibaregbeg yang menggantungkan air untuk pertanian yang bersumber dari aliran air sungai Cikondang.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait
