CIANJUR, iNewsCianjur.id - Nasib petani sayuran di musim kemarau memang tidak mudah, banyak hal yang harus dilakukan, mulai dari perawatan hingga pasokan air untuk kebutuhan tanaman.
Tak sedikit petani sayuran saat ini di musim kemarau mengalami gagal panen, salah satu faktor utama adalah selain kekurangan pasokan air, juga begitu banyak hama yang menyerang tanaman sayuran.
Tanaman sayuran yang menjadi sasaran hama tentunya sayuran yang tumbuh diatas permukaan tanah, seperti pak coy, sawi, kaelan, kol, bawang daun dan masih banyak lainnya.
Seperti yang diungkapkan Badru Jaman (38) salah satu petani holtikultura asal Desa Sukatani Kecamatan Pacet, tanaman di musim kemarau seperti sekarang ini tentunya banyak resiko.
"Resiko sebagai petani sayuran itu disaat musim kemarau seperti sekarang ini, dan itu memang hampir semua merata di setiap wilayah perkebunan di sekitaran Kecamatan Pacet, terlebih yang tidak memiliki jalur air dan hasilnya tidak maksimal," kata Badru, Jumat (3/11/2023).
Menurut Badru, hama di musim kemarau ini tentunya ulat pemakan daun, dan yang lebih parah hama kupu-kupu putih kecil menyerang tanaman sayuran.
"Selain ulat, hama kupu-kupu di musim kemarau seperti sekarang ini begitu sulit untuk dikendalikan," katanya.
Terlebih lanjut Badru, dengan modal yang pas-pasan tentunya petani lebih memilih pasrah ketika melihat hama menyerang tanaman.
"Imbasnya, kualitas sayuran banyak yang rusak karena diserang hama, maka otomatis harga pun jatuh," ungkapnya.
Badru mengatakan, secara otomatis maka biaya perawatan tanaman sayuran pun akan bertambah bahkan bisa menjadi dua kali lipat.
"Obat atau pestisida yang tadinya beli satu botol, sekarang jadi dua atau tiga botol. Kenapa?, hama atau ulat di musim kemarau ini dua kali lebih banyak jika dibandingkan musim normal," paparnya.
Harga sayuran saat ini cenderung ada peningkatan, namun faktanya kualitas sayuran sulit untuk mendapatkan yang maksimal.
"Harga bagus itu jika kualitas barangnya juga bagus, kalau jelek ya tetap saja barang tidak laku dijual," jelasnya.
Editor : Ayi Sopiandi