Borong, iNewsCianjur.id - Menjadi pendidik itu profesi mulia, karena itu sayang sekali jika isu kesejahteraan guru atau pendidik masih menjadi hambatan yang terus menerus berlangsung.
Namun, bagi Adrianus Saswo (30) salah satu guru honorer di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, menyerah terhadap soal kesejahteraan profesinya bukan jadi masalah baginya.
BACA JUGA:
Api Tungku Menjalar, Dapur Rumah Warga di Semarang Terbakar
Adrianus Saswo mengisahkan bahwa, sejak tahun 2016 ia mengajar di SMAN 7 Borong, upahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-sehari.
Karena itu, ia berpikir keras agar bisa punya pekerjaan sampingan di luar jam sekolah dengan 'nyambi' menjadi penjual kayu bakar sejak tahun 2021 lalu.
"Gaji tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarga saya. Untuk bertahan hidup saya harus mencari tambahan penghasilan dari bidang lain dengan menjual kayu bakar.
BACA JUGA:
Tuang BBM Dekat Tungku, Mobil Avanza di Gunungkidul Ludes Terbakar
Setiap hari saya keliling anak kampung hantar pesanan. Saya biasa jual kayu bakar Rp 10.000 per ikat," ujar Adrianus Saswo kepada iNewsFlores.id, pada Rabu malam (27/07/2022).
Andi sapaan, menuturkan bahwa guru Honorer memang selalu memiliki kisah tersendiri. Pada tahun 2021 lalu ia sempat mengikuti seleksi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Namun Andi sepertinya belum beruntung. Bagi Andi, tidak lulus P3K tidak perlu sakit hati.
Hal ini membuatnya harus menjual kayu bakar yang berhasil ia kumpulkan dari hutan setelah pulang sekolah. Dari hasil jualan kayu bakar tersebut setiap harinya ia membawa pulang uang kurang lebih Rp 100.000.
BACA JUGA:
Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Pengusaha Kuliner di Kulonprogo Hanya Bisa Pasrah
”Meski upah yang didapatkan kecil , saya tetap mau memilih mengajar sebagai Guru kelas di SMA Negeri 7 Borong ” tutup Adrianus.
Editor : Nursidik
Artikel Terkait