DEPOK, iNewsCianjur.id - Berapa Intelligence Quotient (IQ) kamu? Pernahkah dites?
Tes IQ sering dianggap sebagai ukuran mutlak untuk menilai tingkat kecerdasan seseorang, sehingga penting untuk dilakukan. Karenanya, ketika seseorang melamar untuk bekerja di bidang-bidang tertentu, seperti pendidikan, klinis, sosial, industri, atau lainnya, kadang ada saja perusahaan yang melakukan tes IQ untuk menentukan layak tidaknya orang yang melamar untuk direkrut.
BACA JUGA:
Gadis 10 Tahun Ini Punya IQ Setara Albert Einstein dan Stephen Hawking
Ketika kamu menjadi calon presiden, tes IQ juga harus dilalui karena IQ seorang presiden tak boleh berada di bawah kisaran 90-109, karena kisaran ini merupakan tingkat average (rata-rata) kecerdasan seseorang.
IQ atau yang dalam bahasa Indonesia disebut kecerdasan intelektual, terkait dengan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar.
IQ juga terkait dengan kemampuan kognitif seseorang, sehingga semakin tinggi IQ seseorang, semakin bagus kemampuan kignitifnya. Meski demikian IQ yang terlalu tinggi, misalnya 130 ke atas yang merupakan tingkat kecerdaasan superior (cerdas), ternyata juga bisa menjadi pemicu gangguan psikologis.
Hasil riset sejumlah peneliti dari Lakehead University, Kanada, yang melibatkan 100 orang responden menunjukkan kalau kelompok responden yang sering merasa cemas ternyata memiliki nilai tes kecerdasan verbal yang lebih tinggi dibandingkan kelompok yang tidak sering mengalami kecemasan.
Penelitian lain yang juga meneliti hubungan kecerdasan intelektual dengan kecemasan menyatakan hal yang sama. Dalam penelitian ini, tes untuk mengukur kecerdasan intelektual dilakukan pada kelompok yang memiliki sindrom kecemasan yang berlebihan dan kelompok yang sehat secara mental. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir seluruh orang di kelompok yang memiliki sindrom kecemasan mempunyai nilai tes yang lebih baik dari pada kelompok yang sehat.
Jika kamu pernah menonton film A Beautiful Mind yang dibintangi Russell Crowe, kamu juga pasti bisa menyimpulkan bahwa IQ tinggi ternyata juga bisa memicu gangguan mental, karena film itu adalah sebuah biografi yang menceritakan tentang kehidupan John Nash, ahli matematika terkenal sekaligus peraih Nobel dalam bidang ekonomi yang mengidap skizofrenia.
David Foster Wallace, penulis terkenal dunia, juga berjuang melawan depresi selama lebih dari 20 tahun sebelum akhirnya bunuh diri pada tahun 2008.
Kaitan antara skor tes IQ tinggi dengan risiko penyakit mental juga bisa ditelusuri terhadap nama-nama seperti Abraham Lincoln, Isaac Newton, dan Ernest Hemingway yang juga diketahui memiliki gangguan mental.
Tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan peningkatan risiko gangguan mental pada individu yang ber-IQ tinggi. Namun, sebuah studi menemukan bahwa kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh gen NCS-1 yang bertanggung jawab untuk memelihara aktivitas dan kekuatan hubungan antar saraf di otak.
Lalu apa sih pentingnya tes IQ? Berikut penjelasannya.
1. Mengetahui Kelemahan dan Kelebihan
Semua orang di dunia ini pasti punya kelemahan dan kelebihan, hanya saja terkadang kita tidak mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan apa yang menjadi kelebihan dari diri kita sendiri. Dengan mengikuti tes IQ, kita akan terbantu untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan kita dari skor tes IQ yang diperoleh. Misalnya, skor tes analisis pemikiran kita rendah, hal itu menandakan bahwa kita kurang ahli dalam menganalisis sesuatu. Jika nilai skor penalaran abstrak kita tinggi, itu tandanya kita punya kreativitas yang sangat baik.
2. Menemukan Cara Pemecahan Masalah Yang Berbeda
Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda, karena sudut pandangnya juga berbeda. Tes IQ membantu kita untuk memaksimalkan kemampuan memecahkan masalah dari sudut pandang kita sendiri, karena tes ini juga dapat membantu kita untuk dapat menemukan pola berpikir kita sendiri, sehingga tidak mengikuti pola pemikiran orang lain. Lebih jauh lagi, hal ini juga dapat membantu kita untuk menemukan jati diri dan persepsi tentang diri kita selama ini.
3. Memunculkan Bakat Yang Terpendam
Kamu pasti pernah mendengar istilah bakat yang terpendam, kan? Istilah itu merujuk pada fakta bahwa sebenarnya setiap manusia punya bakat, tetapi karena tidak disadari, bakat itu tidak muncul ke permukaan dan tidak diasah dengan baik. Padahal, bakat bisa membantu orang untuk menjalani kehidupan yang sukses. Nah, dengan tes IQ, kita bisa tahu sebenarnya apa sih bakat kita itu.
Contoh; kamu suka menyanyi, tapi karena kita anggap menyanyi hanyalah sebuah kesenangan belaka, maka tidak dikembangkan. Padahal, bisa saja menyanyi itu adalah bakat kamu.
Contoh lain: kamu senang sekali melihat orang memasak atau menonton kompetisi masak-memasak, tetapi karena kamu pikir memasak itu merepotkan, maka kamu malas melakukannya. Padahal, bisa saja kesenanganmu itu merupakan petunjuk kalau bakatmu adalah memasak. Jika kamu tekuni dan kembangkan, kamu bisa saja menjadi chef yang sukses dan terkenal ke seantero dunia.
4. Membantu Memilih Pendidikan dan Karir Yang Sesuai
Banyak orang yang kebingungan setelah lulus SMA, karena tak tahu mau kuliah di jurusan apa. Atau setelah lulus kuliah, bingung mau kerja apa. Terlebih karena setelah melamar ke sana ke mari, semua tanpa hasil.
Tes IQ dapat membantu kita memilih pendidikan dan karir yang tepat, karena dari hasil tes ini akan terlihat bakat dan kelebihan yang kita punya, dan ini dapat dijadikan acuan untuk memilih pendidikan dan karir. Misalnya, jika kamu berbakat di bidang menyanyi, maka pendidikan dan karir di bidang ini adalah pilihan yang tepat. Begitu juga ketika telah diketahui bahwa kamu punya bakat memasak, maka jalur pendidikan dan karir di bidang ini adalah yang harus kamu pilih.
Nah, apakah kamu takut untuk mengikuti tes IQ? Pada artikel selanjutnya akan kami dijelaskan tentang bagaimana menjawab soal tes IQ dengan baik.
(diolah dari berbagai sumber)
Editor : Nursidik
Artikel Terkait