CIANJUR, iNews.id- Mahalnya harga pupuk non subsidi, Wakil Bupati Cianjur Tb Mulyana menyarankan coba petani pakai pupuk organik.
Pantauan di lapangan dan keterangan diterima, hal tersebut dirasakan petani warga Cianjur saat ini menilai bahwa harga pupuk subsidi dan non subsidi sama saja.
Wakil Bupati Cianjur Tb Mulyana Syahrudin mengatakan, pemerintah daerah tidak bisa menentukan harga pupuk subsidi, karena ketentuannya langsung dari pusat.
"Untuk harga pupuk subsidi memang pemerintah pusat langsung menentukan, sedangkan untuk tingkat daerah tidak bisa berbuat banyak," kata Tb Mulyana, Rabu (15/5/2022) kemarin.
Mulyana menyarankan, agar para petani baik hortikultura dan palawija untuk lebih memperbanyak penggunaan pupuk organik. Sebaiknya di saat harga mahal, itu seperti sekarang gunakan pupuk organik.
"Sehingga kebutuhan pupuk kimia bisa diseimbangkan," pungkasnya.
Sementara, Ketua Kelompok Tani Bina Muda Lestari Dadan Ramdani mengatakan, bahwa penggunaan pupuk untuk kebutuhan cocok tanaman jenis cabe cukup banyak. Namun, dirinya merasa kebingungan dengan harga terus melambung.
"Harga pupuk subsidi dan non subsidi sekarang ini harganya tidak jauh beda," katanya.
Menurut Dadan, untuk kebutuhan tanaman cabe saja, dengan luas per satu hektare itu bisa menghabiskan 500 Sampai 700 kilogram pupuk non subsidi.
Dan, untuk Hlharga pupuk non subsidi jenis NPK Rp15 ribu per satu kilogram.
"Sedangkan pemakaian bisa mencapai 700 kilogram, mau subsidi sulit didapatkan selain terbatas," ujarnya.
Masih ujar Dadan, untuk pupuk subsidi jenis ZA naik menjadi Rp115 ribu per 50 kilogram, sedangkan sebelumnya Rp75 ribu kemasan 50 kilogram tersebut.
"Belum lagi untuk pestisida dari harga yang biasa dibeli Rp60 ribu kemasan satu liter sekarang naik menjadi Rp100 ribu untuk herbisida kontak," keluhnya.
Editor : Nursidik
Artikel Terkait