Diguyur Hujan, Jalan di Desa Sirnagalih Sindangbarang Seperti Kubangan Kerbau

CIANJUR, iNewsCianjur.id – Derita warga Kampung Batukorsih, Desa Sirnagalih, Kecamatan Sindangbarang, kembali mengemuka setiap kali musim penghujan tiba. 

Jalan utama yang menjadi nadi pergerakan warga kini berubah menjadi lautan lumpur. Lumpur tebal menutupi permukaan jalan, membuat kendaraan sulit melintas dan aktivitas warga lumpuh total.

Pantauan iNewsCianjur.id di lapangan memperlihatkan jalan kampung sepanjang ratusan meter itu tampak rusak parah, berlubang, dan dipenuhi genangan air keruh. Beberapa pengendara motor terlihat berjuang keras agar tidak terpeleset, sementara sebagian warga memilih berjalan kaki menembus becek demi bisa sampai ke ladang atau pasar.

“Kalau sudah hujan begini, jalan di kampung kami seperti kubangan kerbau. Susah dilalui motor, apalagi mobil. Kami berharap pemerintah segera memperbaikinya,” keluh Anwar Musadat (45), tokoh masyarakat Batukorsih, Jumat (24/10/2025) sore kemarin.

Anwar menuturkan, kerusakan jalan ini bukan hal baru. Sudah bertahun-tahun warga menunggu perhatian dari pemerintah, namun belum ada tanda-tanda perbaikan nyata. Jalan tersebut menjadi satu-satunya akses vital bagi warga untuk mengangkut hasil bumi dan mengantar anak-anak ke sekolah.

“Kami sering gotong royong menimbun jalan pakai batu dan tanah seadanya, tapi kalau hujan turun semua amblas lagi. Seolah-olah usaha kami sia-sia,” ujarnya dengan nada kecewa.

Meski kondisi jalan semakin memprihatinkan, semangat gotong royong warga tak pernah padam. Mereka bahu-membahu memperbaiki jalan secara swadaya, meski hasilnya hanya bertahan sementara.

“Kami terpaksa turun tangan sendiri karena sudah tidak tahan dengan jalan becek dan licin ini. Kami berharap pemerintah segera memperhatikan dan melakukan perbaikan permanen,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah terkait rencana perbaikan jalan di Kampung Batukorsih. Warga pun hanya bisa berharap, derita mereka di jalan berlumpur ini tak lagi terulang setiap kali hujan turun.

Editor : Ayi Sopiandi