Karnaval HUT RI ke-80 di Gekbrong: Pesta Rakyat yang Penuh Warna dan Makna

CIANJUR, iNewsCianjur.id – Ribuan warga Kecamatan Gekbrong tumpah ruah di sepanjang Jalan Raya Cikancana, Minggu (17/8/2025). 

Karnaval peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 kali ini menjelma jadi pesta rakyat penuh warna yang menyedot perhatian semua kalangan.

Baca Juga

8 Bulan Menunggu, Bantuan Rp100 Miliar untuk Korban Pergerakan Tanah di Cianjur Selatan Segera Cair

Sejak siang, lorong bendera di Desa Cintaasih hingga Lapang Kuntul dipadati penonton. Anak-anak, remaja hingga orang tua berdesakan di pinggir jalan, tak ingin melewatkan momen atraksi karnaval.

Beragam penampilan unik mewarnai parade. Ada jampana berisi makanan dan hasil bumi, simbol rasa syukur sekaligus tradisi gotong royong warga. Lodong atau beleson karbit yang berdentum nyaring juga ikut ditampilkan, mengingatkan kembali pada simbol perjuangan dan perlawanan saat meraih kemerdekaan.

Tak kalah menarik, peserta karnaval juga menampilkan seni budaya lokal, dari pakaian adat, tarian tradisional hingga kendaraan yang dihias menyerupai tank tempur. Dentuman beleson, warna-warni kostum, dan sorak-sorai penonton menjadikan suasana karnaval begitu meriah dan nostalgis.

Baca Juga

Ribuan Warga Cianjur Meriahkan Hari Jadi ke-348 dengan Hiburan, UMKM, dan Budaya Lokal

Kepala Desa Cintaasih, Dedi Kusmara, mengaku bangga dengan antusias warganya. 

“Perayaan ini jadi bukti bahwa semangat kemerdekaan masih hidup dalam kebersamaan warga. Kreativitas yang muncul dari masyarakat adalah wujud rasa cinta tanah air,” ujarnya.

Ketua panitia, Serda Heri, menyebutkan tujuh dari delapan desa di Gekbrong ikut serta dalam karnaval tingkat kecamatan. “Satu desa menggelar acara serupa secara mandiri, sementara lainnya bergabung dalam karnaval ini,” katanya.

Baca Juga

Gebyar Muharram di Cianjur, Rubuan Warga Rayakan 10 Muharram

Bagi warga, karnaval bukan sekadar tontonan, tapi ruang kebersamaan. Sebuah perayaan sederhana yang menyatukan tradisi, kreativitas, dan semangat kemerdekaan dalam satu panggung rakyat.

Editor : Ayi Sopiandi