CIANJUR, iNewsCianjur.id - Warga dua kampung di Desa Jatisari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur, yang kini mengungsi akibat terjadi bencana alam pergerakan tanah belum tahu kapan akan bisa kembali kerumahnya.
Pasalnya masih menunggu hasil kajian BPBD dan Badan Geologi, apakah masih bisa ditempati atau harus pindah direlokasi
Menurut Camat Bojongpicung, Aziz Muslim, pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Sukajadi dan Kampung Pasircinde dipicu curah hujan tinggi sejak Kamis (25/4/2024) malam. Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap kondisi lahan yang sekarang ditempati masyarakat.
"Kami menunggu BPBD melalui pihak Badan Geologi untuk mengecek apakah kampung ini masih bisa ditempati atau tidak. Ini tentu perlu dianalisa atau dikaji struktur tanahnya," ungkap Azis kepada awak media, Selasa (30/4/2024).
Azis mengatakan, hasil pendataan di lapangan, pergerakan tanah di dua kampung itu mengakibatkan 61 kepala keluarga terdampak. Di Kampung Sukajadi terdapat 50 kepala keluarga dan di Kampung Pasircinde terdapat 11 kepala keluarga. Total ada 191 jiwa.
"Di Kampung Sukajadi, seluruh warganya sudah dievakuasi ke tempat lebih aman. Mayoritas mereka mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Rumah saudaranya masih berada di Desa Jatisari, hanya beda kampung," jelas Aziz.
Kondisi rumah yang rusak berat sebanyak 3 unit dan rusak ringan 7 unit. Sementara puluhan bangunan rumah warga lainnya dalam kondisi rusak ringan.
"Terdapat juga sebanyak 22 rumah yang kondisinya terancam," katanya.
Aziz mengaku penanganan yang dilakukan pascabencana pergerakan tanah dilakukan secara kolaboratif. Semua pihak ikut terlibat membantu di lokasi.
"Kami, semua dari berbagai unsur, ada Dinas Sosial, BPBD, unsur Forkopimcam dari Polsek, Koramil, maupun kecamatan, serta rekan-rekan Retana, Tagana, PMI, termasuk masyarakat. Kita investarisasi kembali berkaitan dengan pengamanan dan keselamatan, khususnya jiwa. Sekaligus juga membantu membersihkan material atau puing-puing bangunan dari rumah yang ambruk," pungkas Azis.
Editor : Ayi Sopiandi