"Korban akhirnya datang ke Yogyakarta. Sesuai dengan permintaan pelaku itu korban harus datang sendiri, dan dijanjikan uangnya akan menjadi Rp2,6 miliar dengan ritual yang diarahkan oleh pelaku," tambahnya.
Selanjutnya korban datang sendiri ke Yogyakarta dan dijemput ojek yang sudah disiapkan pelaku. Selama perjalanan, korban diminta berdoa sambil tutup mata. Namun sejatinya itu untuk mengelabui lokasi pelaku.
Korban kemudian bertemu dengan pelaku dan menyerahkan uang tersebut. Korban diminta untuk membeli minyak dan dupa senilai kurang Rp2 juta. Setelah itu korban diminta untuk membaca Shalawat nariyah sebanyak 4444 kali, serta di rumah untuk menyiapkan almari.
"Almari itu untuk menyimpan uang tersebut dan ketika korban bisa melakukan ritualnya uang tersebut akan langsung berada dilemari yang dipersiapkan,"tambahnya.
Korban kemudian pulang dan sesampainya di rumah, korban ternyata tidak mampu melakukan ritual. Korban lantas menghubungi pelaku dan diarahkan untuk diwakilkan kepada pelaku dengan meminta bantuan anak pondok pesantren. Namun korban diminta membayar melalui transfer secara bertahap dengan total Rp7 juta. "Total kerugian korban Rp58,5 juta," terangnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta