CIANJUR, iNewsCianjur.id - Momen 17 Agustusan semakin dekat, nuansa kemeriahan perayaan HUT RI itu pun semakin terasa mulai dari hiasan Merah Putih seperti bendera, pakaian, gapura, bahkan boneka boneka pejuang dipajang di berbagai sudut tempat di kota Cianjur.
Namun sangat disayangkan kini masih banyak terjadi di beberapa tempat pemungutan donasi atau sumbangan yang tidak resmi atau menyalahi aturan, seperti salah satu contohnya minta donasi di tengah jalan.
Banyaknya peminta sumbangan di tengah jalan ini direspon sejumlah penguna jalan, umumnya mereka mengharapkan agar permintaan sumbangan ini tidak digelar di tengah jalan karena cukup membahayakan.
Patauan iNews beberapa ruas jalan di kota Cianjur memang kini marak para peminta sumbangan dengan dalih untuk kegiatan Agustusan diantaranya di jalan Amalia Rubini ada dua titik peminta sumbangan, di jalan Barisan Banten juga ada dua titik kemudian Mayor Harun Kabir dan masih banyak lagi.
Banyaknya peminta sumbangam ditengah jalan tersebut langsung di respon Polres Cianjur yang bakal menindak tegas warga yang meminta sumbangan untuk 17 Agustusan di Jalan Raya dengan unsur pemaksaan atau pemerasan.
"Sebenernya tidak ada larangan untuk meminta sumbamgan asal dilakukan sesuai dengan aturan dan tidak dilakukan ditengah jalan, apalagi disertai dengan meminta paksa atau memeras, nah yang begini yang kami tindak," ujar Kapolres Cianjur, AKBP Aszhari Kurniawan kepada iNewsCianjur di halaman Mapolres, Selasa (15/8/2023) kemarin.
Untuk itu Aszhari menghimbau warga yang meminta sumbangan untuk kegiatan memeriahkan HUT RI Ke 78 agar dilakukan dengan tertib, tidak mengganggu kamtibmas atau keamanan di sekitar dan jangan sampai menggangu kelancaran arus lalulintas.
"Intinya harus bisa menjaga ketertiban, tidak menggangu arus lalulintas dan jangan sampai menimbulkan kecelakaan lalulintas serta tidak boleh ada unsur pemaksaan dan pemersan," tegas Aszhari.
Sementara itu Mamat salah seorang sopir angkutan truk mengaku merasa terganggu dengan banyak peminta sumbangan 17 Agustusan di tengah jalan.
“Saya sih sangat setuju saja kalau di tertibkan, kagok juga pak berjejer sampai ada 2 meter sambil bawa jaring jadinya kagok kami para sopir, yang paling utama bahaya juga buat merekanya kalau kesenggol kan jalan jadi sempit, belum lagi menjadi macet,” terang Mamat.
Sementara sejumlah pemuda yang meminta sumabngan di tengah jalan sat ditemui iNewsCianjur, mengeluhkan kalau adanya larangan meminta sumbangan oleh aparat keamanan. Mereka beralasan bahwa kegiatan ini adalah sebagai aksi tahunan masyarakat dalam menghormati kemerdekaan negaranya.
“Cuma setahun sekali tidak tiap hari juga, kita juga tidak memaksa ada yang mau ngasih sukur engga juga engga apa apa,” keluh Bucek pemuda Rinjani yang meminta sumbangan di Jalan Amalia Rubini.
Editor : Ayi Sopiandi