CIANJUR, iNewsCianjur.id - Inovasi dalam pembelajaran pendidikan anak merupakan hal yang sangat penting.
Inovasi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berpikir kreatif dan mengembangkan daya imajinasinya. Pembelajaran yang inovatif akan membuat anak-anak lebih tertarik dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Jajang Sutisna kepada para wartawan usai perayaan HUT Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Ke-37 di Pancaniti Pendopo, Cianjur, Senin (22/5/2023).
Menurut Jajang sebagai pembina guru TK, pihaknya mengharapkan bahwa peringatan HUT IGTKI menjadi momentum teman-teman guru TK untuk bisa mengembangkan diri dan mencari Inovasi dan terus mengembangkan inovasi dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan pondasi kemampuan anak. Karena anak-anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini akan meningkatkan kesehatan, perkembangan fisik dan mental yang akan berdampak pada kesiapan belajar.
"Nanti mereka akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang sudah dimilikinya. Pemerintah juga sudah mencanangkan program kurikulum Merdeka episode 24 yang menyatakan bahwa di kurikulum ke 24 ini yaitu tentang transisi PAUD ke SD yang menyenangkan," ujar Jajang.
Jajang menjelaskan, tidak akan ada lagi kesenjangan terutama dalam pengembangan pondasi anak supaya nanti anak dari jenjang PAUD menuju ke jenjang SD ini tidak ada gradasi jadi berkesinambungan.
"Dengan adanya Kurikulum Merdeka ini salah satu muatan lokal. Jadi, kurikulum Merdeka itu memberikan kelulusan untuk kita bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada di sekolah tersebut," ungkapnya.
Ditambahkan Jajang muatan lokal, bahasa Sunda sebagai bahasa Ibu juga harus dikembangkan. Menurutnya jangan sampai ke depan anak-anak belajar bahasa Sunda kepada orang lain di luar Sunda," jelasnya.
"Harapan kami, dengan pengembangan bahasa ibu bahasa Sunda ini itu sangat bagus untuk mengembangkan kurikulum Merdeka itu," pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi