Dinas Psikologi TNI-AD kemudian mengirim lima orang anggota yang tergabung dalam Tim Satgas 2 Gulben Cianjur Dinas Psikologi TNI-AD. Kelima orang anggota tersebut adalah Kapten Ginanjar, Kapten Yudha, Lettu Raden, Letda Hendi, dan Serda Ari.
Selasa, 20 Desember 2022, atau 29 hari pasca peristiwa tersebut, Lettu Raden dan Serda Ari datang ke Campaka untuk memberikan dukungan psikososial.
"Lebih dari satu jam psikolog Lettu Caj Raden Chaerul Mostavan, memberikan dukungan psikososial kepada saya. Lettu Raden panggilan akrabnya adalah seorang psikolog yang sangat sopan dan rendah hati, demikian juga halnya dengan Serda Ari yang berasal dari Solo," paparnya.
Pertolongan Allah melalui dukungan psikososial dari Lettu Raden membawa perubahan yang sangat signifikan dalam hidup Yuyun Kurniasari. Badan dan pikiran terasa ringan, ketakutan dan kecemasan berkurang.
Lettu Raden kemudian mengajak untuk pergi ke lokasi bencana. Mereka bertemu langsung di lokasi bencana setelah Lettu Raden dan tim melaksanakan kegiatan di Cijedil. Pasca pemulihan trauma, Yuyun Kurniasari mengaku emosinya sudah stabil, tak ada lagi rasa trauma mendalam saat melihat kembali reruntuhan bekasi gempa Cianjur.
"Alhamdulillah, emosi terasa normal saat melihat rumah yang ambruk," tuturnya.
Sebelum dilaksanakan dukungan psikososial yang kedua, Lettu Raden dan tim mengajak berkeliling melihat kondisi rumah lain dan tenda pengungsi. Selain Lettu Raden, hadir pula Kapten Yudha dan Letda Hendi, sedangkan yang lainnya mengikuti acara penutupan tanggap darurat bencana di Pendopo Kabupaten.
“Apa yang Ibu rasakan setelah melihat kondisi tetangga?” tanya Lettu Raden.
Yuyun Kurniasari pun mengungkapkan isi hati,enceritakan kembali detik-detik dirinya saat menjadi korban gempa Cianjur yang harus hidup mengungsi, ditinggal wafat putri tercinta.
"Ketika melihat pengungsi berdesak-desakan di tenda sederhana itu, lidah terasa kelu, kata tak bisa berucap. Entah bagaimana keadaan mereka di saat malam atau hujan. Entah apa yang mereka rasakan. Terbersit rasa syukur karena tidak mengalami kondisi seperti mereka karena saya dievakuasi ke rumah saudara. Tidak seperti meraka, saya dapat tidur, makan, dan melaksanakan aktivitas sehari-hari lainnya secara normal."
Mendengar curating hati Yuyun Kurniasari, Lettu Raden memberikan kata-kata motivasi yang masih diingatnya sampai sekarang
"Berdamailah dengan keadaan. Berdamailah dengan sesama.
Berdamailah dengan masa lalu, karena ada masa depan yang harus dihadapi."
Benar, kini saatnya bangkit dan berdamai untuk menjalani hidup yang bergerak ke depan. Peristiwa ini bukan untuk diratapi, banyak hal yang bisa dilakukan yang membuat hari-hari lebih bermakna. Tak selamanya hidup memang indah, tapi tak selalu juga hidup penuh gundah, dan diantara kegundahan itu pasti ada hal yang patut disyukuri entah sekecil apapun.
Ada perasaan yang sulit digambarkan manakala bertemu lagi dengan sesama korban. Mendengarkan mereka bercerita, berkeluh kesah, dan berharap. Untuk para penyintas korban gempa, siapapun dan di manapun inilah saatnya untuk menghidupkan rasa peka, peduli, dan empati. Bangkitlah! Berdamailah!
Ungkapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim Satgas 2 Gulben Cianjur Dinas Psikologi TNI-AD atas semua bantuannya, baik untuk pribadi maupun untuk semua warga yang terdampak, terutama orang-orang yang ada di posko. Semoga kebaikan yang diberikan menjadi pembuka pintu keberkahan di dunia dan bernilai kekal sampai di hadapan-Nya. Aamiin.
Editor : Hikmatul Uyun