JAKARTA, iNews.id – Sanawi, warga desa yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 1974 ini memiliki kisah sukses yang inspiratif. Dia sukses menjadi miliarder yang ternyata hanya lulusan sekolah dasar (SD) yang tak bisa baca tulis.
Apalagi Sanawi juga berlatar belakang dari keluarga kurang mampu. Namun kini dia berhasil mengembangkan es krim hingga sukses dan berkembang besar.
BACA JUGA:
Kisah 4 Pengusaha Desa Sukses Raup Omzet Rp500 Juta per Bulan, Nomor 3 Warga Purbalingga
Seperti apa perjalanan kisah hidup Sanawi hingga dia sukses menjadi miliarder. Berikut kisahnya yang dirangkum dari berbagai sumber:
Ayah Sanawi merupakan pengembala sapi yang hidup pas-pasan, ia tidak bisa baca apalagi menulis. Kondisi ini tidak berbeda jauh dengan Sanawi.
Dia sempat dituding tidak punya masa depan, mengingat hingga remaja, Sanawi hanya mengikuti penerus ayahnya, yaitu bergembala sapi milik tetangganya.
BACA JUGA:
Kisah Sukses Sanawi, Penjual Es Krim Lulusan SD yang Tak Bisa Baca Tulis Kini jadi Miliarder
Pada umur 16 tahun, Sanawi dan tetangganya merantau ke Jakarta. Bermodal Rp7.500 hasil penjualan ketela. Namun dia tetap nekat merantau.
Namun sesampai di Jakarta, ia malah ditinggal tetangganya, sembari bersedih dan menangis ia kemudian kembali pulang ke Blora.
Tekad kuatnya menggelora mendorong dirinya kembali ke Jakarta ia merantau sendirian dan berhenti di Terminal Pulogadung. Sempat bekerja sebagai kuli bangunan namun rupanya Sanawi gagal.
BACA JUGA:
Kisah Sukses Abah Damiri, Dulu Dapat Bantuan 1 Ekor Domba dari Dedi Mulyadi, Kini Jadi Jutawan
Tak putus asa, ia lantas berkeliling ke beberapa pemukiman menawarkan jasa mengecat rumah. Selama di Jakarta, Sanawi tidur serampangan, emperan toko, musala, hingga beberapa tempat lainnya ia lakukan untuk melepas lelah.
Di tahun 2006, bersama temannya Sanawi pindah ke Samarinda. Setahun disana, hidupnya tidak berubah. Dia kemudian mencoba menghubungi temannya hingga ditawarkan berjualan es krim.
Bermodal Rp60.000 hasil pinjaman temannya, Sanawi kembali berkeliling kota menjual es krim menggunakan sepedanya. Dalam sehari ia berhasil mendapatkan uang Rp150.000 yang kemudian membuatnya tersadar.
Berprinsip pantang makan sebelum laku, usaha Sanawi berkembang setelah dirinya menyisihkan keuntungan penjualan dengan hidup super hemat. Dia kemudian membeli mobil dan motor untuk operasional usahanya.
Memanfaatkan jaringan dan teman-temannya sesama penjual es krim. Sanawi mulai berkawan dengan beberapa pengusaha es krim sukses.
Lewat itu pula ia menjadi distributor es krim dengan penjualnya merupakan mantan kuli bangunan. Ia mendapatkan modal pinjaman dari Bank setelah beberapa kali mencobanya.
Kisah sukses Sanawi lantas berkembang lewat usahanya, ia memiliki 400 pengecer berhasil didapatkan pada tahun 2010. Jumlah ini kian meningkat hingga tahun lalu.
Tercatat di tahun 2021, ia memiliki 700 mitra dengan 27 sub distributor yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, dan Jakarta. Tak hanya itu, lewat es krim Vanesa itu, ia mampu berkembang, hingga memiliki pabrik es krim di kawasan Kudus, Jawa Tengah dengan produksi 40.000 korn.
Begitulah kisah sukses Sanawi, penjual es krim lulusan SD yang tidak bisa baca tulis. Sanawi kini bisa sukses dan berkembang hingga sekarang.
Editor : Nursidik