get app
inews
Aa Text
Read Next : Fenomena Kucing Mati Mendakak di Jakarta Sudah Sampai ke Cianjur

Fenomena Embun Es di Dieng, BMKG Sebut Berkaitan dengan Musim Kemarau

Minggu, 10 Juli 2022 | 21:16 WIB
header img
Embun es di dataran tinggi Dieng (Antara)

JAKARTA, iNewsCianjur.id - Fenomena embun es atau bun upas yang terjadi beberapa waktu lalu di kawasan Dieng, Kabupaten BanjarnegaraJawa Tengah berkaitan dengan datangnya musim kemarau. Fenomena embun es di Dieng saat musim kemarau sangat dimungkinkan terjadi.

 

BACA JUGA:
BMKG Sebut Fenomena Embun Es di Dieng Berkaitan dengan Musim Kemarau

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan mengatakan jika dataran tinggi Dieng memiliki suhu udara yang cukup dingin. Ditambah tingkat tutupan awan yang sudah jarang saat masuk musim kemarau.

 

"Sehingga di malam hari yang tidak tertutup awan, suhu udara akan sangat dingin sekali karena radiasi balik dari bumi dengan leluasa menuju angkasa tanpa adanya pantulan dari awan,” kata Dodo, Minggu (10/7/2022).

BACA JUGA:
BMKG Prediksi Cuaca DKI Jakarta Cerah Berawan Hari Ini

 

“Sehingga bumi akan menjadi dingin sekali, dan seluruh lapisan di mana yang mengandung uap air itu, karena suhu minus yang biasanya disertai adanya frost atau embun yang membeku," katanya.

 

BACA JUGA:
Guncangan Gempa di Malang Terjadi hingga 60 Kali, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Dodo menjelaskan suhu udara sampai menjadi minus, atau di bawah 0 derajat Celcius dipengaruhi kondisi awan yang sudah sangat tidak ada, bahkan clear seperti itu di malam hari.

 

"Suhu bumi, karena tidak ada radiasi tentunya pada malam hari tidak ada matahari, justru energi bumi yang memancar meradiasikan kembali tanpa ada pemantulan dari awan khususnya, sehingga dia menjadi minus menjadi dingin bahkan bisa sampai minus," ujarnya.

 

Adanya fenomena embun es ini tidak hanya terjadi di Dieng, namun juga wilayah lainnya yang berada di pegunungan. Embun beku tersebut berdampak pada warga yang memiliki usaha tani, menyebabkan gagal panen.

 

Dodo mengimbau agar para petani di pegunungan mengatur musim tanam, dan tetap memperhatikan kondisi cuaca agar segera dilakukan panen sebelum embun es merusak tanaman.

 

Dia menjelaskan saat ini 35 persen dari zona musim di seluruh wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Sebagian besar wilayah timur Indonesia telah memasuki kemarau.

 

Sementara beberapa wilayah di Sumatera dan Jawa, masih terdapat beberapa wilayah yang belum memasuki kemarau, oleh karena fenomena La Nina yang menyebabkan curah hujan yang masih cukup.

 

Kondisi La Nina akan menuju normalnya diprakirakan pada bulan Agustus, dan menuju netral pada bulan Oktober, November dan Desember.

 

"Jadi tidak hanya BMKG yang membuat perkiraan terkait La Nina ini, tapi beberapa badan meteorologi dunia membuat prakiraan La Nina dan sebagian besar mengindikasikan saat ini kondisinya yang lemah akan menuju pada fungsi netral," ujarnya.

Editor : Nursidik

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut