CIANJUR, iNewsCianjur.id – Liburan bersama keluarga atau sahabat tak selalu harus jauh dan rumit. Bagi kaula muda maupun keluarga yang ingin merasakan sensasi berkemah di dataran tinggi sambil menikmati panorama hidden gems, kawasan Puncak Cipanas, Cianjur, bisa menjadi pilihan tepat.
Salah satu destinasi yang kini banyak diburu wisatawan adalah Agro Campsite Puncaksimun (ACP) yang berada di Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur. Area camping ground seluas sekitar 4 hektare ini berada di punggung gunung dan dikelilingi rimbunnya pepohonan pinus, menghadirkan suasana sejuk khas pegunungan.
Tak perlu trekking melelahkan, lokasi ACP mudah dijangkau. Dari kawasan Kota Bunga Sukanagalih, Kecamatan Pacet, jaraknya hanya sekitar 5 kilometer melalui jalan aspal.
Keistimewaan ACP terletak pada fenomena alamnya. Kabut tebal kerap menyelimuti kawasan ini, menciptakan sensasi seolah berada di Negeri di Atas Awan. Saat cuaca cerah, pengunjung dimanjakan dengan pemandangan awan menggantung, lanskap pegunungan, hingga genangan Waduk Cirata di kejauhan.
Saat malam tiba, panorama berubah menjadi lebih dramatis. Gemerlap lampu Kota Bekasi tampak seperti hamparan bintang, berpadu dengan kelap-kelip lampu permukiman warga Cipanas. Sementara di pagi hari, matahari terbit atau sunrise menjadi momen yang paling ditunggu para pencinta alam.
Pesona itulah yang membuat banyak wisatawan dari luar daerah penasaran. Salah satunya Assyifa (22), wisatawan asal Cibubur, Jakarta. Saat ditemui di kawasan Puncaksimun, ia mengaku ketagihan berkemah di ACP.
“Waktu cuaca cerah, udaranya segar dan nyaman banget. Pemandangan pegunungan ditambah lampu kota Bekasi kelihatan seperti lukisan alam,” ujarnya.
Menurut Assyifa, aktivitas di ACP tak hanya berkemah. Pengunjung juga bisa jogging menyusuri jalan aspal di kawasan tersebut, lalu beristirahat di warung-warung kecil yang berada di bawah rindangnya pohon pinus.
“Sungguh mengasyikkan,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Amin, salah satu pengelola ACP, menjelaskan bahwa kecerahan cuaca biasanya ditandai dengan hembusan angin dari arah Gunung Gede yang perlahan menghalau kabut.
“Fenomena itu seolah membuka tabir alam. Dari yang awalnya berkabut, tiba-tiba terlihat jelas pemandangan sekitar dengan suasana segar dan sejuk,” katanya.
Amin menambahkan, fenomena gumpalan awan menggantung yang paling dinantikan pengunjung umumnya terjadi pada Januari hingga Februari, terutama setelah hujan saat cuaca cerah.
“Banyak pengunjung bilang serasa berada di Negeri di Atas Awan,” ujarnya.
Meski demikian, untuk libur akhir tahun, pengelola ACP menutup pemesanan camping ground pada 25–26 Desember 2025 apabila kuota telah terpenuhi.
“Kalau sudah penuh, terpaksa kami tutup demi kenyamanan dan keamanan pengunjung,” pungkas Amin.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait
