CIANJUR, iNewsCianjur.id - Warga Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, kini hidup dalam ketegangan setiap kali hujan mengguyur deras wilayah mereka.
Bukan hanya suara rintik hujan yang terdengar, tapi juga getaran tanah yang mengancam keselamatan mereka.
Pergerakan tanah menjadi momok menakutkan, terutama bagi warga Kampung Sirnagalih, Kedusunan Cibuntu dan Kampung Kabandungan, Kedusunan I.
Kedua lokasi ini tercatat sebagai zona paling rawan di wilayah Cibanteng. Kepala Desa Muryani pun tak henti-hentinya mengimbau warganya untuk siaga dan segera mengungsi jika merasakan getaran mencurigakan.
"Beberapa waktu lalu, sekitar 30 rumah warga di dua kampung terdampak, mengalami retak-retak akibat pergerakan tanah," kata Muryani saat ditemui di kantornya, Selasa (17/6/2025) kemarin.
Menurut Muryani, meskipun sempat diwacanakan relokasi, banyak warga yang menolak dan memilih bertahan.
Sebagai bentuk kepedulian, pemerintah akhirnya memberikan bantuan secara bertahap kepada korban terdampak.
Dampak dari pergerakan tanah tidak hanya merusak rumah, tapi juga infrastruktur vital. Akses jalan penghubung antara Kampung Kabandungan dan Kampung Tipar sepanjang 300 meter kini penuh dengan retakan dan bahkan sebagian sudah amblas.
"Setiap hujan turun, kami tak bisa tidur tenang. Takut ada longsor atau rumah roboh karena tanah terus bergerak," ujar salah satu warga dengan wajah tegang.
Desa Cibanteng kini menunggu tindakan nyata dari pihak berwenang, bukan hanya peringatan atau bantuan sementara. Mereka butuh solusi jangka panjang agar tak lagi hidup dalam ketakutan yang datang bersama hujan.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait