CIANJUR, iNewsCianjur.id - Pasca bencana alam hidrometeorologi yang terjadi di wilayah Kabupaten Cianjur pada Rabu (4/12/2024) lalu, hingga kini masih menyisakan sejumlah masalah besar.
Berdasarkan data Dalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, bencana alam tersebut menimpa 18 Kecamatan. Sebanyak 2.760 jiwa terdampak dan 777 jiwa di diantaranya terpaksa harus mengungsi.
Sementara 439 rumah mengalami rusak dan 357 rumah berada dalam kondisi terancam. Selain itu, bencana alam juga telah merusak infrastruktur seperti jalan di 83 titik rusak mulai dari ambalas, putus hingga tertimpa material longsor dan merusak 4 saluran irigasi serta 9 buah jembatan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Kusmanawijaya mengatakan, tindakan pascabencana yang diprioritaskan adalah melakukan penanganan serta pendataan. Salah satu yang jadi prioritas ialah pendataan jumlah pengungsi. Tim gabungan dibantu relawan terus bekerja menangani penyintas dan mengasesmen wilayah-wilayah terdampak bencana.
"Hasil pendataan sementara di lapangan, ada sekitar 777 jiwa yang sekarang mengungsi akibat bencana. Bantuan logistik dan obat-obatan telah kami didistribusikan, termasuk mendirikan dapur umum dan tenda-tenda darurat untuk pengungsian," ujar Asep saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (8/12/2024) kemarin.
Ratusan pengungsi berasal dari sembilan kecamatan. Terdiri dari Kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Pasirkuda, Cibinong, Agrabinta, Leles, Takokak, Kadupandak, dan Sindangbarang.
Di Kabupaten Cianjur, wilayah yang terdampak bencana tanah longsor, pergerakan tanah, serta banjir terus meluas hingga saat ini jumlahnya menjadi 18 kecamatan yaitu Kecamatan Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibeber, Cibinong, Cijati, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pagelaran, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, Tanggeung, Cilaku, Cikalongkulon, dan Cikadu. Akibat bencana tersebut terdapat 2.760 jiwa warga yang terdampak.
Sementara itu sejumlah infrastruktur yang rusak antara lain, jalan yang rusak berada di 83 titik, irigasi di 4 titik, dan jembatan di 9 titik.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PUTR Kabupaten Cianjur untuk penanganannya. Sementara itu, penanganan dilakukan secara kedaruratan. Jadi yang diutamakan penanganannya untuk akses jalan yang belum bisa dilalui diperbaiki secara darurat, yang paling penting saat ini bisa dilalui kendaraan terlebih dulu," pungkas Asep.
Editor : Ayi Sopiandi
Artikel Terkait