Bendungan Jebol, Ratusan Hektare Lahan Pertanian di Sukaresmi Terancam Kekeringan
CIANJUR, iNewsCianjur.id — Ratusan hektar lahan pertanian di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, terancam kekeringan setelah Bendung Dauwan Batu Masigit (BDBM) di Dusun Cicongkok, Desa Kubang, porak-poranda diterjang banjir bandang.
Kerusakan bendung yang menjadi tumpuan utama pengairan dari Sungai Cibeet itu membuat sawah dan lahan sayuran kekurangan pasokan air. Para petani kini kebingungan mengairi lahan mereka yang mengandalkan aliran irigasi dari bendung tersebut.
“Setiap Sungai Cibeet banjir, bendung BDBM selalu jebol. Sudah berkali-kali porak-poranda diterjang luapan air,” ujar Wawan, anggota BPD Kubang yang mewakili Dusun Cicongkok, Jumat (24/10/2025).
Meski begitu, semangat para petani tak surut. Mereka bergotong royong memperbaiki bendungan secara manual saat debit air sungai mulai normal, dengan menumpuk karung berisi tanah, bebatuan, dan patok bambu sepanjang 50 meter untuk menahan aliran sungai.
Namun, upaya darurat itu hanya mampu bertahan sementara. Para petani berharap pemerintah segera membangun bendungan permanen berbahan beton yang lebih kokoh terhadap terjangan banjir.
Kepala Desa Kubang, Agus Supiyan Hidayat, membenarkan bahwa bendung BDBM memiliki peran vital dalam mendukung produktivitas pertanian warga.
“Bendung itu mengairi sekitar 200 hektar lahan di dua desa, Kubang dan Sukamahi. Tapi karena kondisinya sering rusak, warga mulai mengeluh,” ujar Agus.
Ia menambahkan, aspirasi masyarakat untuk membangun bendungan permanen sempat diajukan dalam Musyawarah Desa (Musdes) untuk dimasukkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun anggaran 2026. Namun, kebutuhan biaya yang mencapai lebih dari Rp500 juta membuat rencana itu belum bisa direalisasikan.
“Kalau mengandalkan dana desa, tentu tidak cukup. Banyak infrastruktur lain di Desa Kubang yang juga membutuhkan perbaikan,” kata Agus.
Kini, harapan petani di kaki Sukaresmi bergantung pada perhatian pemerintah agar bendung BDBM segera dibangun permanen, demi menjaga ketahanan pangan dan penghidupan ratusan keluarga petani di wilayah tersebut.
Editor : Ayi Sopiandi