Darurat Moral di Cianjur, Anggota DPR RI Desak BPIP Perkuat Sosialisasi Pancasila Hingga ke Desa
CIANJUR, iNewsCianjur.id – Anggota Komisi XIII DPR RI, Isfhan Taufik Munggaran, menyuarakan kegelisahan atas maraknya kasus pelanggaran moral dan etika yang menurutnya sudah masuk kategori situasi darurat.
Ia mendesak Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk menjadikan penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai program rutin yang menjangkau masyarakat akar rumput.
“Situasi darurat moral dan etika di tengah masyarakat saat ini menuntut Pancasila hadir melalui sosialisasi yang masif, bukan hanya sebatas wacana,” ujar Isfhan di Karang Potong, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, Minggu (28/9/2025).
Ia menyoroti kondisi di Kabupaten Cianjur yang mencatat sedikitnya 126 kasus serius, mulai dari kekerasan seksual, tawuran pelajar yang berujung maut, hingga pengeroyokan dan penganiayaan berat. Menurutnya, kasus-kasus tersebut telah mencederai seluruh sila Pancasila.
“Cianjur bisa jadi cermin dari darurat moral bangsa. Kasus-kasus yang terjadi belakangan ini sudah melanggar semua sila, dari pertama sampai kelima,” tegasnya.
Isfhan menekankan pentingnya membawa Pancasila ke wilayah terpencil agar tidak hanya jadi jargon di pusat. Dalam acara yang diikuti sekitar 300 peserta dari 11 desa itu, ia bahkan meminta agar kepala desa dilibatkan aktif, termasuk memberi sambutan pembuka.
“Biasanya acara lembaga atau kementerian tidak dibuka oleh kepala desa. Tapi saya meminta mereka untuk ikut menyampaikan sambutan, supaya ada pengakuan dan sinergi program di tingkat lokal,” ujarnya.
Menurutnya, peran kepala desa sangat penting untuk memastikan nilai-nilai Pancasila bisa dirasakan langsung oleh masyarakat desa. Ia juga menilai koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah harus diperkuat agar program BPIP tidak berhenti sebatas seremonial.
“Tujuan akhirnya jelas: memberikan pelajaran moral dan etika kepada seluruh masyarakat, termasuk yang ada di desa. Program penguatan nilai Pancasila harus menyentuh semua lapisan tanpa terkecuali,” pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi