Angka Stunting di Cianjur Turun Tajam, DP3AP2KB Fokus Tahan Laju Kasus Baru

CIANJUR, iNewsCianjur.id – Upaya Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam menekan angka stunting mulai menunjukkan hasil.
Hingga pertengahan 2025, prevalensi stunting turun menjadi 7,3 persen, dari sebelumnya 11,4 persen pada tahun lalu.
Meski dinilai belum signifikan, capaian ini menjadi sinyal positif sekaligus tantangan agar tidak muncul kasus baru.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) Kabupaten Cianjur, Amad Mutawali, menyebut penurunan ini hasil kerja lintas sektor. Namun, fokus utama saat ini adalah pencegahan di tingkat keluarga berisiko.
“Memang ada penurunan dari 11,4 persen ke 7,3 persen. Tapi tantangan terbesar justru bagaimana mencegah agar tidak lahir kasus stunting baru,” ujar Amad.
DP3AP2KB bergerak dengan menyasar Keluarga Berisiko Stunting (KRS) melalui edukasi, intervensi gizi, hingga perbaikan pola asuh. Sementara, penanganan medis bagi anak yang sudah terindikasi stunting ditangani langsung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes).
“Fokus kami adalah melakukan pencegahan sedini mungkin di keluarga. Kalau anak sudah terindikasi, penanganannya ada di Dinkes,” jelas Amad.
Pemerintah Kabupaten Cianjur menargetkan angka stunting bisa terus ditekan sesuai arahan pemerintah pusat. Selain faktor gizi, persoalan stunting juga erat kaitannya dengan akses layanan kesehatan, pola asuh, sanitasi lingkungan, dan ketersediaan pangan bergizi.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, perangkat desa, dan masyarakat diharapkan mampu mempercepat penurunan stunting sehingga anak-anak Cianjur bisa tumbuh sehat dan berdaya saing.
Editor : Ayi Sopiandi