Perspektif Wanita dalam Dunia Olahraga Kesetaraan Gender sebagai Pilar Utama

CIANJUR, iNewsCianjur.id - Olahraga bukan lagi sekadar arena kompetisi kaum adam. Semakin hari, partisipasi dan prestasi wanita dalam berbagai cabang olahraga kian mengukuhkan bahwa bakat dan dedikasi tidak mengenal batas gender. 

Kesetaraan gender dalam olahraga adalah sebuah keniscayaan, di mana setiap wanita memiliki hak yang sama untuk mengukir prestasi dan menikmati manfaat kesehatan yang ditawarkan aktivitas fisik.

Untuk memahami lebih dalam dinamika Kepala Bidang Sport Science dan IPTEK KONI Cianjur, Dr. Eneng Fitri Amalia M.Pd., yang memberikan perspektifnya yang kaya mengenai peran wanita dalam olahraga.

"Kesetaraan gender dalam olahraga bukan hanya tentang memberikan kesempatan yang sama, tetapi juga tentang mengakui potensi dan kemampuan unik yang dimiliki wanita," tegas Dr. Fitri. 

 Fitri Amalia, yang juga sebagai Pengurus Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI) Jawa Barat itu menekankan bahwa, wanita memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam bidang olahraga apa pun yang mereka minati, tanpa terkecuali. Lebih dari itu, mereka berhak atas dukungan dan fasilitas yang setara untuk mengembangkan diri dan mencapai puncak prestasi.

Keterlibatan wanita dalam dunia olahraga sangatlah luas dan beragam. Mulai dari olahraga tradisional yang sarat akan nilai budaya hingga gemuruh kompetisi di arena modern seperti sepak bola, basket, tenis, dan lainnya. Kehadiran mereka bukan hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai penggerak, inspirator, dan pemimpin.

Lebih dari sekadar meraih medali, olahraga membawa dampak positif yang signifikan bagi kesehatan fisik dan mental wanita. Aktivitas fisik secara teratur terbukti dapat mengurangi risiko berbagai penyakit kronis, menjaga berat badan ideal, meningkatkan kesehatan tulang, serta memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres(mental psikologi).

"Olahraga adalah investasi kesehatan jangka panjang yang sangat berharga bagi kaum wanita," ujar Dr. Fitri.

Namun, perjalanan wanita dalam olahraga tidak selalu mulus. Perspektif budaya memainkan peran yang kompleks. Di satu sisi, kebudayaan dan tradisi lokal dapat melahirkan bentuk-bentuk olahraga unik di mana wanita memiliki peran sentral, seperti dalam tarian atau permainan tradisional tertentu. Di sisi lain, nilai-nilai budaya yang konservatif terkadang dapat membatasi partisipasi dan kesempatan wanita dalam olahraga.

"Kita perlu menghargai kekayaan budaya kita, namun juga perlu secara kritis melihat nilai-nilai yang mungkin menghambat kemajuan wanita dalam olahraga," jelas Dr. Eneng.

Stereotip gender yang masih melekat di masyarakat seringkali menjadi penghalang psikologis maupun sosial bagi wanita untuk menekuni olahraga tertentu. Selain itu, keterbatasan akses terhadap fasilitas olahraga yang aman dan inklusif juga menjadi tantangan nyata.

Untungnya, semakin banyak pilihan olahraga rekreasi yang terbuka bagi wanita, baik di alam terbuka maupun di dalam ruangan. Aktivitas seperti hiking, bersepeda, berenang, kano, dan kayak menawarkan kesempatan untuk menikmati keindahan alam sambil meningkatkan kebugaran fisik. Di dalam ruangan, olahraga seperti bola basket, bola voli, yoga, dan latihan di gym menjadi pilihan yang menarik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. 

Bahkan, olahraga seperti golf dan tenis yang dulunya didominasi pria kini semakin banyak digemari oleh wanita.

Kesimpulannya, perspektif wanita dalam olahraga adalah cerminan dari perjuangan kesetaraan gender di berbagai aspek kehidupan. Dengan dukungan yang tepat dari keluarga, masyarakat, pemerintah, dan organisasi olahraga, diharapkan semakin banyak wanita yang berani bermimpi, berpartisipasi aktif, dan meraih prestasi gemilang di dunia olahraga. 

"Semoga ke depannya, tidak ada lagi batasan yang menghalangi wanita untuk mengejar passion mereka di dunia olahraga dan menikmati semua manfaat positif yang ditawarkannya," pungkasnya.

Editor : Ayi Sopiandi