CIANJUR, iNewsCianjur.id - Pemkab Cianjur kini sedang mengembangkan objek wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi di Kecamatan Warungkondang, menjadi obyek wisata edukasi.
Pengembangan objek wisata Kampung Budaya Padi Pandanwangi tersebut untuk melestarikan keberadaan padi Pandanwangi sebagai padi varietas asli Cianjur yang harus dijaga dan dilestarikan.
Menurut Bupati Cianjur, Herman Suherman, pengembangan Kampung Budaya Padi Pandanwangi akan disempurnakan dengan konsep suasana perkampungan jaman dulu. Seperti rumah-rumah di pedesaan, cara petani memulai menanam padi Pandanwangi hingga panen dan menjadi beras diolah secara tradisional.
"Pengembangan kampung budaya sebagai obyek wisata edukasi akan terus dilakukan. Nanti juga ada permainan tradisional anak zaman dulu. Sehingga keberadaannya akan membawa wisatawan bernostalgia ke masa lalu dan mengenalkan kepada generasi muda budaya kita dulu," tutur Herman saat dihubungi lewat telepon, Rabu, 31 Juli 2024.
Pihaknya menargetkan pengembangan kampung budaya tersebut dapat tuntas dilakukan di awal 2025. Sehingga dapat meningkatkan angka kunjungan dari berbagai kalangan, baik wisatawan dalam dan luar negeri.
"Kami sudah meminta pengembangan dilakukan secara keroyokan antardinas dan OPD terkait lainnya. Dengan begitu keberadaannya dapat menjaga kelestarian budaya Cianjur tidak sampai hilang dan generasi penerus tetap mengetahui budaya asli Cianjur," ungkap Herman.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur, Asep Suparman mengatakan, pengembangan dan pengelolaan Kampung Budaya Padi Pandanwangi tidah hanya dilakukan pihaknya tapi melibatkan dinas terkait lainnya seperti Dinas Pertanian, Dinas Koperasi UKM, Perdagangan dan Perindustrian (Diskuperdagin), Dinas Perikanan dan Peternakan dan dinas lainnya.
"Kewenangan kami hanya sebatas pengelolaan, sedangkan pemeliharaan dan pengembangan lainnya akan melibatkan dinas terkait. Luas Kampung Budaya Padi Pandanwangi yang dikelola Disbudpar Cianjur sekitar 3 hektare dan lahan pertanian-nya sekitar 5 hektare," pungkas Asep.
Editor : Rikzan Rezkyesa Azhari