CIANJUR, iNewsCianjur.id - Pemkab Cianjur mengintruksikan seluruh desa mewaspadai kekeringan akibat dampak musim kemarau, terutama desa yang sudah biasa menjadi langganan kekeringan.
Salah satu kecamatan yang desanya sering dilanda kekeringan adalah Kecamatan Mande. Di Mande, terdapat lima desa yang menjadi langganan kekeringan yaitu Desa Cikidangbayabang, Kademangan, Bobojong, Sukamanah, dan Jamali.
Camat Mande, Epi Rusmana mengatakan pihaknya sudah mengantisipasi musim kemarau panjang yang terjadi tahun ini. Bahkan sejak awal sudah mengumpulkan para kepala desa membahas upaya antisipasi.
"Kita komunikasi dan koordinasi dengan para kepala desa jika kemarau panjang. Disepakati antisipasinya kita upayakan memaksimalkan ketahanan pangan," ungkap Epi saat dihubungi pada Minggu 23 Juni 2024.
Epi menyebutkan, dampak yang mungkin ditimbulkan akibat dampak kemarau panjang yaitu krisis air serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Untuk potensi krisis air tak hanya bisa menimbulkan dampak terhadap kebutuhan sehari-hari masyarakat, tapi juga pasokan bagi lahan pertanian.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan balai pertanian untuk antisipasi dini dampak krisis air dan karhutla," katanya.
Selain terus mensosialisasikan berbagai upaya antisipasi dini menghadapi kemarau, pihkanya juga mengintensifkan monitoring lapangan. Tujuannya untuk melihat sejauh mana perkembangan kondisi pasokan air untuk warga maupun di lahan persawahan.
"Kami sudah melakukan pengecekan jaringan-jaringan irigasi yang mengairi lahan persawahan," jelasnya.
Namun hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan adanya wilayah terdampak kekeringan. Kemungkinan kondisi tersebut lantaran di beberapa tempat masih terjadi hujan ringan.
"Perkiraan dari BMKG, kekeringan terjadi awal bulan Juli. Kalau terjadi kemarau panjang, di wilayah kami pasti ada yang terdampak. Dari 12 desa di Mande, ada 5 desa yang terdampak paling parah. Kita berdoa saja mudah-mudahan kemarau tahun ini tak seperti tahun lalu," pungkas Epi.
Editor : Azhari