CIANJUR, iNewsCianjur.id - Hujan yang mengguyur Kabupaten Cianjur sejak November 2023 telah mendorong para petani untuk mempercepat masa tanam padi. Hal ini dikarenakan kebutuhan air untuk budidaya padi telah terpenuhi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Cianjur, Nurdiyati, mengatakan bahwa kemarau yang panjang beberapa waktu lalu sempat mengganggu pola tanam di wilayah tersebut. Banyak petani yang terpaksa menunda masa tanam padi karena pasokan air yang terus berkurang.
"Irigasi banyak yang kering selama kemarau. Sekarang pasokan air sudah mulai normal. Tidak disuruh juga sebetulnya para petani mulai menanam. Makanya, kemarin begitu ada hujan, sekitar November, itu sudah langsung menanam," ujar Nurdiyati.
Nurdiyati menambahkan, upaya percepatan tanam padi ini juga sejalan dengan program Kementerian Pertanian. Selain percepatan tanam, Kementerian Pertanian juga mendorong penambahan luas tambah tanam.
"Itu dilakukan mulai November 2023 hingga musim tanam pada Maret 2024. Itu terus menerus dilakukan penanaman," katanya.
Nurdiyati mengungkapkan, produksi gabah kering giling (GKG) di Kabupaten Cianjur rata-rata memenuhi target meski kerap terjadi kemarau setiap tahunnya. Pada tahun 2023, Kabupaten Cianjur bahkan surplus melebihi target produksi 950 ribu ton.
"Kabupaten Cianjur selalu surplus dari target yang ditetapkan provinsi. Tahun 2023 target GKG sebesar 950 ribu ton malah lebih dari itu. Sedangkan untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Cianjur sendiri sudah terpenuhi," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DTPHPKP Kabupaten Cianjur, Abdul Hanan, menyebutkan secara umum berbagai komoditas pangan kebutuhan masyarakat sebetulnya sudah terpenuhi. Stok atau ketersediaan sudah mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Kalau melihat dari neraca, ketersediaan hampir semua komoditas kebutuhan bahan pokok masyarakat itu mencukupi. Bahkan rata-rata surplus. Komoditi beras pada Desember 2023 ketersediaannya mencapai 37.590 ton. Sementara kebutuhannya hanya 23.935 ton. Dengan kondisi itu terjadi surplus sebanyak 13.655 ton," pungkasnya.
Editor : Ayi Sopiandi